get app
inews
Aa Read Next : Sahabat Cristiano Ronaldo Doakan Messi Menangis di Final Piala Dunia Terakhirnya

Men“Digital”Kan Pemirsa Analog

Sabtu, 17 Desember 2022 | 10:24 WIB
header img
Muhamad Fahrudin Yusuf, Dosen KPI UIN Salatiga yang awam hukum dan Pengurus Lakpesdam NU Salatiga (Foto : ist)

Nicholas Negroponte, profesor teknologi media dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat, pada tahun 1996 menulis buku berjudul being digital dan bercerita ihwal bit dan televisi digital di Amerika. Bit sendiri, katanya, adalah unsur atomik terkecil dalam DNA informasi. Untuk mempermudah biasanya disimbolkan dengan 1 dan 0 dalam digitalisasi suara dan gambar, dan kita tentu tidak akan membahasnya lebih jauh, karena bukan ahlinya.

Menurutnya, alasan utama lahirnya televisi digital adalah kemampuan koreksi kesalahan (error correction) dan pemampatan (compression) atau kompresi data. Kejernihan siaran televisi kita terima dari siaran digital adalah anugerah dari keduanya, meski biaya trasmisinya mahal.

Masih menurut Prof. Nicholas Negroponte, televisi mungkin anggota keluarga kita yang paling bodoh, bahkan lebih bodoh dari alat pemanggang microwave. Alasannya, televisi sekali lagi tetap merupakan media satu arah (one to many). Tidak seperti umumnya media atau aplikasi berbasis internet (many to many).

Pemancar televisi menentukan segalanya dan pemirsa hanya bisa menerima tanpa mampu protes. Dia sendiri yang memproduksi, mengedit, menyiarkan, namun tidak bisa menerima feed back dari pemirsa. Segala bentuk respon, baik keluhan jika ada gangguan sinyal, siaran yang tidak mendidik, apalagi menyetop dan meng-edit siaran dilakukan oleh mereka sendiri tanpa campur tangan audiens.

Editor : Muhamad Andi Setiawan

Follow Berita iNews Salatiga di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut