get app
inews
Aa Text
Read Next : Warga Salatiga Dikagetkan dengan Terbakarnya Pohon Beringin Berusia Ratusan Tahun yang Tiba-tiba

30 Etnis Hidup Bersama di Kota Kecil Salatiga, Hidup dalam Kerukunan

Jum'at, 09 Desember 2022 | 06:29 WIB
header img
Keberagaman dan toleransi di Kota Salatiga, Jawa Tengah, (Foto : Istimewa)


Warga muslim juga turut membantu kelancaran pelaksanaan perayaan Natal lainnya, seperti parade. Hal ini menjadi bukti Salatiga adalah kota yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keharmonisan hidup beragama.

Untuk memupuk kerukunan antar umat beragama dan mewujudkan masyarakat yang toleran dari Salatiga menuju Indonesia, pemuka agama juga tidak bosan mengajak masyarakat menjaga kerukunan dan menguatkan toleransi. Warga meyakini, jika konsep persahabatan dibangun, maka kerukunan, kedamaian, keharmonisan akan terjaga dengan baik.

Praktik kuat kerukunan beragama di Kota Salatiga yang bisa lestari hingga saat ini pun sejalan dengan program dari Kementerian Agama yang secara khusus menetapkan 2022 sebagai tahun toleransi.

Selain penghormatan tinggi saat ibadah, toleransi kuat juga terpotret dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan Kemiri, Kelurahan Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga. Kampung ini berdampingan dengan kampus Universitas Kristen Satya Wacana. Ribuan warga dan mahasiswa universitas di Salatiga dari berbagai daerah di Indonesia berdomisili di kampung tersebut. Tak pelak, lingkungan kampung Kemiri pun menjadi majemuk.

Hebatnya, mereka bisa bergaul dan berkumpul dengan damai tanpa memandang suku, agama, ras dan golongan. Kerukunan terlihat kental dalam pergaulan dan kehidupan sehari-hari di kampung tersebut.

Bahkan mereka bisa saling bahu membahu di saat mengalami kekurangan maupun musibah. Seperti pada saat pandemi Covid-19 lalu, dalam situasi sulit bisa saling membantu untuk bertahan hidup. Mereka tidak canggung untuk memberikan bantuan kepada sesama meski bukan berasal dari satu daerah.

Tak hanya itu, kepedulian warga Kampung Kemiri terhadap pendatang yang indekos juga tinggi. Bahkan, ada warga yang rela merawat mahasiswi yang terpapar Covid-19 tanpa rasa takut tertular. Warga yang merawat mahasiswi bernama Evelyn Febrian, asal Tangerang tersebut, yakni Yosefa Maria Kasmi.

Pemilik indekos tempat Evelyn tinggal itu mengatakan, apa yang dilakukannya tersebut semata-mata atas dasar rasa kemanusiaan dan toleransi. Maria, sapaan akrab ibu tiga anak ini sudah menganggap mahasiswa yang tinggal di rumah kosnya seperti anak sendiri.

Editor : Muhammad Andi Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut