Tidak berhenti disitu saja, prestasi dari Adisutjipto masih terus berlanjut, awal Desember tahun 1945 Adisutjipto berhasil mendirikan sekolah penerbangan pertama di Indonesia yang bertempat di Kalijati.
Namun sang putera terbaik bangsa itu gugur dalam perjalanannya membawa bantuan obat-obatan Palang Merah Internasional dari India. Pesawat yang dikemudikan oleh Adisutjipto tersebut mendapat pengejaran oleh pesawat pemburu milik Belanda di wilayah Prambanan,karena mendapat serangan berondongan peluru pesawat milik Adisutjipto terhempas ke tanah dan meledak. Dalam serangan tersebut diketahui hanya seorang yang berhasil selamat dan penumpang lainnya meninggal dunia termasuk Adisutjipto.
Adisutjipto gugur sebagai pahlawan dirgantara meninggalkan istri dan seorang anak. Karena jasanya yang sangat banyak dan luar biasa untuk bangsa, pangkat terakhir Adisutjipto yang semula komodor dinaikan setingkat Laksamana Muda TNI Anumerta.
Hari wafatnya pun diperingati sebagai Hari Bakti TNI-AU yaitu tanggal 29 juli 1947. Selain itu untuk mengabadikan namanya, Pangkalan Maguwo Yogyakarta diganti menjadi Pangkalan Udara Adisutjipto.
Itulah kisah singkat pahlawan penerbangan Indonesia yang lahir dan tumbuh di Kota Salatiga, sampai sekarang nama tersebut masih digunakan sebagai nama jalan di Salatiga sebagai upaya untuk mengenang kehebatan dan dedikasi dari Adisutjipto.
Oleh : Muhamad Andi Setiawan
Jurnalis
Editor : Muhammad Andi Setiawan