Tak terasa kopi yang ada di hadapan kami tinggal menyisakan ampas, pertanda bahwa obrolan kami bersama Prof. Miftah telah cukup panjang, namun sebetulnya masih terasa kurang. Banyak kesan yang kami dapat dari obrolan tersebut. Tetapi yang paling berkesan adalah bahwa Prof. Miftah bukan hanya seorang cendekiawan, melainkan juga sosok yang bersahaja, santun, bijaksana, empatik dan seorang pencerita yang komunikatif dan kadang mengundang tawa. Karakter yang memperlihatkan bahwa keberhasilan bisa dicapai tanpa kehilangan kehangatan manusiawi.
Akahirul kalam, dari cerita perjalanan hidup Prof. Miftah, kita mendapat banyak pelajaran, terutama tentang aktualisasi dari konsep Tri Dharma Perguruan Tinggi. Di mana pendidikan digunakanya untuk meningkatkan potensi insani. Penelitian digunakanya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan baru, termasuk menjembatani ilmu pengetahuan agar berdaya guna. Dan, pengabdian masyarakat merupakan muara dari segala pencapaian akademiknya, yaitu memastikan ilmu pengetahuan berdampak bagi kemajuan peradaban dan kemanusiaan.
Editor : Muhammad Andi Setiawan