Eka memang begitu bersyukur. Tak hanya karena perjalanan hampir rampung dan tiba di kampung halaman, penyelenggaraan haji kali ini baginya adalah pengalaman sangat berharga. Ini karena meski berstatus pembimbing, haji kali ini sejatinya adalah yang pertama baginya.
Awalnya Eka pun tak menyangka harus menjadi pembimbing haji secepat ini. Selain belum sekalipun berhaji atau umrah, dia juga tak pernah membawa jamaah hingga jumlahnya mencapai puluhan orang.
Keberangkatannya ke Tanah Suci tahun ini adalah karena bentuk pertanggung jawaban ke jamaah selepas ayahnya, Ma'ruf Pujiono, meninggal dunia pada 2021 lalu.
Dia sendiri menurut nomor porsi baru akan berhaji pada 2024 mendatang. Namun Eka harus memenuhi undangan Allah untuk menunaikan rukun Islam kelima lebih cepat karena mengisi porsi dari ayahnya. "Bapak adalah pemimpin KBIHU. Karena bapak wafat saya mau gak mau menggantikannya dan harus siap," terang perempuan yang kini masih menjalani tugas akhir di Pascasarjana Universitas Aisyiyah Yogyakarta tersebut.
Eka adalah anak sulung dari empat bersaudara. Maka tak ada pilihan lain kecuali meneruskan KBIHU yang sudah dirintis ayahnya sejak 2006 itu Mendapat amanat dadakan ini, Eka tak ciut nyali. Dia mantap menggantikan posisi ayahnya. Untuk bimbingan atau manasik di Tanah Air, Eka menyiasati dengan mengundang petugas dari Kementerian Agama Kanwil Lampung dan sejumlah tokoh agama.
Kecekatannya dalam melakukan bimbingan ini membuat jamaah makin menaruh kepercayaan tinggi. Apalagi, di Tanah Suci, Eka juga tampak tak canggung mengurus jamaah untuk umrah sunat, pembayaran dam, tur dan lain sebagainya.
Editor : Muhammad Andi Setiawan