Asya ingin menjadi seorang istri dan ibu. Baginya itu adalah hubungan emosi dan perasaan yang diberikan kepada manusia oleh Tuhan.
"Saya berpikir mengapa Tuhan inginkan kita meninggalkan dunia dan meninggalkan hubungan ketika Dialah yang telah memberi kita dunia ini dengan semua hubungan ini di sekitar kita," katanya.
Pada usia 23 tahun, Asya kemudian beralih ke ajaran agama lain. Namun, dia tidak bisa menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang dirindukan. Ini membuat ia tidak betah dan kembali lagi ke agamanya dulu.
Kemudian saat berusia 25 tahun, Sya memutuskan mendalami Islam. "Saya tidak pernah berpikir untuk mendekati Islam karena ketakutan yang tertanam di hati saya dengan apa yang saya lihat, dengar dan baca di media. Namun menemukan diri saya dalam kekosongan spiritual, saya memutuskan untuk mendalami Islam, dan saat itulah saya menemukan kisah Nabi dan ibunya Maryam dalam Islam," ungkapnya.
Asya bertanya-tanya pada dirinya sendiri, mengapa cerita ini memiliki karakter yang mirip dengan yang dia baca dalam kitab agamanya dulu. Hal itu juga yang membuatnya terpikat dan akhirnya mulai membaca tentang Islam.
"Saya tidak percaya bagaimana satu per satu semua pertanyaan saya terjawab, karena saya terus membaca lebih banyak tentang Islam," ungkap Asya.
Setelah empat bulan mencari tahu, dia menjadi yakin bahwa Islam adalah panggilannya dan mencoba terhubung dengan seorang Muslim untuk diajak bicara.
Editor : Muhammad Andi Setiawan