Adapun versi Survei Nasional Indostrategi Research and Consulting yang dilakukan pada 29 Agustus 2022 - 5 September 2022, Prabowo berada di puncak dengan 31,3%. Sedangkan versi survei yang dilakukan Merdeka Institute Public Opinian Survey (MIPOS) pada 9 - 20 Agustus 2022, Prabowo menempati ranking tertinggi di antara sejumlah nama capres yang beredar saat ini.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon beberapa hari lalu menilai Prabowo perlu calon wakil presiden (cawapres) yang bisa melengkapi dan menambah elektabilitas. Fadli Zon menyarankan agar calon wakil Prabowo di Pilpres 2024 berlatar belakang sipil dan dari kalangan religius.
Lalu, siapa tokoh yang cocok menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2024?
“Dalam menentukan siapa pendamping bagi Prabowo Subianto tentu harus dilakukan dengan cermat oleh Partai Gerindra,” kata Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro kepada SINDOnews, Minggu (25/9/2022).
Menurut Bawono, salah satu yang harus dipertimbangkan adalah melihat hasil Pilpres 2019, provinsi mana saja yang dukungan untuk Prabowo lemah terutama di pulau Jawa sebagai kunci untuk memperoleh kemenangan.
“Jawa Timur dan Jawa Tengah merupakan dua provinsi di pulau Jawa yang memiliki dukungan rendah terhadap Prabowo Subianto di pemilu lalu,” tuturnya.
Dia menilai menggandeng PKB sebagai mitra bagi koalisi merupakan langkah strategis baik yang telah diambil oleh Partai Gerindra untuk memperkuat dukungan terhadap Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Dia mengatakan, PKB memiliki basis massa sangat kuat di kedua provinsi tersebut.
“Siapa figur bagi pendamping Prabowo Subianto tentu sebagai mitra koalisi PKB mengharapkan ketua umum Cak Imin dipilih sebagai bakal calon wakil presiden. Namun di sisi lain, elite-elite Partai Gerindra terlihat cenderung mengharapkan sosok Khofifah Indar Parawansa sebagai pendamping bagi Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden mendatang,” imbuhnya.
Dia menuturkan bahwa ekspektasi menjodohkan Prabowo Subianto dan Khofifah Indar Parawansa didasarkan pada keinginan dari Partai Gerindra untuk menarget basis pemilih Nahdlatul Ulama (NU) terutama kalangan perempuan.
Editor : Muhammad Andi Setiawan