Sama Tulisannya, Beda Bacanya, Beda Jauh Maknanya: Latar Belakang Munculnya Ilmu Nahwu

Tim iNews.Id
Dosen Bahasa Arab IAIN Salatiga, Burhan Yusuf Habibi ( Foto: Dok)

Mendengar tanggapan itu, Abu al-Aswad mengatakan pada anaknya: "kalau begitu, katakanlah":

مَا أجْمَلَ السَّمَاءَ

(Mā ajmala as-samā`a)

Dengan membaca fathah lam pada lafadz "ajmal" dan membaca fathah hamzah pada lafadz "as-samā`". Kalimat tersebut menjadi bentuk ungkapan ta'ajjub dalam bahasa Arab. Artinya: "Betapa Indahnya langit."

"Mā" di sini bukan kata tanya lagi tapi "mā at-ta'ajjubiyyah", yaitu untuk menunjukkan kekaguman, artinya "betapa atau alangkah". Kata "ajmala" menjadi fi'il t'ajjub yang mengikuti wazan 'af'ala'. Sedangkan kata "as-samā`a" menjadi "al-muta'ajjab minhu" atau sesuatu yang dikagumi yang selalu dibaca nashab.

 

Dengan peristiwa-peristiwa di atas, Abu al-Aswad ad-Du`ali semakin tertarik & semangat untuk menyusun kaidah-kaidah tata bahasa Arab di bawah arahan langsung dari khalifah Ali bin Abi Thalib yang juga merasakan kegelisahan yang sama.

Setelah membuat kaidah bahwa kata dalam bahasa Arab ada 3, yaitu ism (اسم), fi'l (فعل) & harf (حرف), Ali bin Abi Thalib ra memerintahkan kepada Abu Al-Aswad untuk melanjutkannya dengan mengatakan: انح هذا النَّحْو (unḥu hādza an-naḥwa): "ikutalah/lanjutkanlah semisal ini". Dari sinilah muncul istilah 'ilmu nahwu'.

Editor : Muhammad Andi Setiawan

Sebelumnya
Halaman : 1 2 3 4

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network