Setelah Polres Jakarta Selatan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), Chuck bersama Baiquni dan Arif serta Kasat Reskrim Polres Jaksel Ridwan Soplanit memutar isi rekaman CCTV itu.
"Chuck melaporkan ke Arif Rachman Arifin di mana pada saat itu juga berada di TKP dengan mengatakan, 'Bang, kemarin Bapak perintahkan untuk meng-copy dan melihat isinya. Abang mau lihat nggak?'," terang jaksa.
Selanjutnya, mereka menonton rekaman CCTV itu menggunakan laptop Kompol Baiquni di rumah Ridwan, di Kompleks Polri Duren Tiga yang kebetulan tidak jauh dari rumah dinas Ferdy Sambo.
Kompol Chuck Putranto melihat dalam rekaman Yosua masih hidup. Rekaman CCTV itu lalu diputar ulang. Selanjutnya, Baiquni, Arif Rachman, dan Ridwan juga melihat Yosua memakai baju putih tengah berjalan dari pintu depan menuju pintu samping rumah dinas Sambo pada pukul 17.07 WIB hingga 17.11 WIB yaitu Jumat, 8 Juli 2022.
Kemunculan Brigadir Yosua membuat Arif terkejut karena tidak menyangka isi rekaman CCTV yang didapatnya tidak sesuai dengan konferensi pers dari Mabes Polri, yang menyatakan Yosua tewas karena tembak menembak dengan Bharada E.
"Terbantahkan apa yang disampaikan Ferdy Sambo perihal meninggalnya Yosua Hutabarat terjadi karena tembak-menembak antara Nofriansyah Yosua Hutabarat dengan Richard Eliezer sebelum Ferdy Sambo datang ke rumah dinas Duren Tiga," beber jaksa.
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait