SALATIGA,iNews.id - Produsen tahu tempe di Salatiga mulai gulung tikar, harga kedelai yang mencapai Rp 12.000 per kilogram membuat produsen tahu tempe bangkrut.
Terdapat sekitar 35 produsen tahu tempe yang bangkrut. Sedangkan ratusan produsen lainnya masih bisa bertahan meski dalam kondisi sulit.
"Tingginya harga kedelai berdampak luas. Sejauh ini, sudah ada sekitar 25 hingga 30 persen atau puluhan perajin tahu tempe yang tergabung dalam primer koperasi tahu tempe (Primkopti) Salatiga bangkrut," kata Ketua Pusat Koperasi Tahu Tempe (Puskopti) Jawa Tengah Sutrisno Supriyantoro, Rabu (30/3/2022).
Menurutnya, jumlah anggota Primkopti Salatiga sekitar 140 orang, dan puluhan produsen di antaranya sudah gulung tikar. "Bila pemerintah tidak segera turun tangan untuk menstabilkan harga, seperti sebelumnya di kisaran Rp9.000 per kilogram, maka akan banyak perajin tahu tempe di Salatiga yang gulung tikar,” ucapnya.
Sutrisno menambahkan, harga kedelai saat ini sudah bukan naik lagi. Namun sudah ganti harga besarannya sangat memberatkan para peajin tahu tempe.
“Harga stabil dulu Rp8.500 per kilogram, awal Januari mulai merangkak naik hingga bulan Maret ini di kisaran Rp12.000 per kilogram. Ini sangat berat bagi perajin,” ujarnya.
Sutrisno meminta pemerintah pusat dan daerah membantu para perajin tempe tahu yang kondisinya mulai gulung tikar karena kenaikan harga kedelai.
Dengan kondisi seperti ini, maka pedagang tidak kuat lagi untuk produksi. ”Untuk itu saya minta kepada pemerintah untuk segera menstabilkan harga agar terjangkau. Dimana para perajin mampu membeli kedelai,” katanya.
Pihaknya sudah melayangkan surat ke pemerintah pusat terkait tingginya harga kedelai dan dijanjikan akan dibantu dengan subsidi. Namun hingga kini belum terealisasi. "Ini sudah mendesak, lebih-lebih ini menjelang bulan puasa sehingga pemerintah harus turun tangan menstabilkan harga.
Bila tidak segera, kami selaku pengurus sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Artinya para perajin akan demo," ucapnya.
Editor : Muhammad Andi Setiawan