"Oleh karena itu, proyek pengembangan SFD ini sangat signifikan dan bermanfaat bagi kedua belah pihak. Pengembangan kampus kali ini bekerja sama dengan Saudi Fund for Development (SFD) Arab Saudi. Besar harapannya, yakni agar dapat kembali menjadi proyek percontohan pengembangan kampus di level yang lebih tinggi di Kawasan Asia," tuturnya.
Di sisi lain CEO Saudi Fund for Development (SFD) Sultan bin Abdulrahman Almarshad menyebutkan, pengembangan Universitas Maulana Malik Ibrahim tahap kedua diharapkan mampu meningkatkan daya serap universitas dari 13.000 mahasiswa menjadi 25.000 mahasiswa per tahunnya. Pihaknya memberikan dana pinjaman lunak sebesar 55 juta Dolar AS untuk pembangunan proyek tersebut.
"Di SFD, kami percaya bahwa pendidikan adalah salah satu pilar utama dari setiap ekonomi yang makmur dan komunitas yang berkembang. Kami menganggapnya sebagai tugas kami di IMF untuk menyediakan akses yang lebih besar ke pembelajaran dan pengembangan yang berkualitas," ujarnya.
Selain UIN Malang, ada dua proyek lain yang didanai dari Saudi Fund for Development (SFD). Keduanya adalah pembangunan beberapa pinjaman lunak sebesar US$ 110,6 juta.
"Ketiga proyek tersebut antara lain pengembangan Universitas Negeri Jakarta (UNJ), pengembangan Universitas Maulana Malik Ibrahim (UIN) di kota Malang Jawa Timur dan pendirian Rumah Sakit Universitas Bengkulu di Pulau Sumatera," katanya.
Editor : Muhammad Andi Setiawan