Hal ini juga diperkuat nukilan dari Imam Syihabuddin Al Qashtalani dalam kitab mawahib, beliau mengatakan bahwa menurut sebagian ulama bulan sya’ban adalah bulan sholawat karena Q.S. Al-Ahzab ayat 56 turun di dalamnya. Begitu juga menurut Al Hafidz Ibnu Hajar RA, dari Abi Dzar Al Harawi bahwa perintah sholawat kepada nabi yaitu Q.S. Al-Ahzab ayat 56 itu terjadi pada tahun kedua hijriah dan menurut pendapat lain pada malam isra’.
3. Qiro’atul qur’an (Membaca Al-Qur’an)
Sebagaimana dijelaskan oleh Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al Maliki Al Makki Al Hasani dalam kitabnya bahwa bulan Sya’ban adalah Syahrul Qur’an atau bulan al qur’an. Beliau mendasarkan dari perkataan Al-Hafidz Ibnu Rajab al-Hanbali dengan isnad yang dhoif yaitu:
عَنْ أَنَسٍ قَالَ : كَانَ الْمُسْلِمُوْنَ إِذَا دَخَلَ شَعْبَانُ انْكَبُّوْا عَلَى اْلمصَاحِفِ فَقَرَؤُهَا وَأَخْرَجُوْا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ تَقْوِيَّةً لِلضَّعِيْفِ وَالْمِسْكِيْنِ عَلَى صِيَامِ رَمَضَانَ
Diriwayatkan dari Anas, beliau berkata “bahwa umat Islam ketika masuk bulan Sya’ban, maka senantiasa membaca al-Quran dan mengeluarkan zakat hartanya, sebagai bantuan untuk orang miskin dalam menghadapi puasa” (Al-Hafidz Ibnu Rajab al-Hanbali, Lathaif al-Ma’arif 1/138)
Editor : Muhammad Andi Setiawan