Dalam kalender hijriah ada bulan yang bernama bulan sya’ban. Bulan sya’ban adalah bulan urutan ke-8 yang terletak setelah bulan rajab dan sebelum bulan Ramadhan. Kata sya’ban dalam kitab madza fi sya’ban karya Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al Maliki Al Makki Al Hasani Secara bahasa setidaknya memiliki 4 (empat) arti, yaitu:
- Bulan yang memiliki banyak cabang-cabang kebaikan
- Tersebar luas dan nampak dengan jelas
- Jalan yang berada di pegunungan yaitu jalan kebenaran
- Memperbaiki, Allah pada bulan sya’ban memperbaiki hati yang rusak (sakit)
Bulan sya’ban sebagai bulan kebaikan yang harus dilewati terlebih dahulu sebelum memasuki bulan Ramadhan. Bulan sya’ban harus diisi dengan ibadah-ibadah dalam rangka meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt. Hal ini dapat diwujudkan dengan senantiasa beribadah kepada-Nya,
karena hakikatnya manusia diciptakan tiada lain kecuali hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam al Qur’an surah Adzariyat ayat 56.
ومَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Artinya : “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Ad Dzariyat: 56)
Menurut Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili (Ulama pakar fiqih dan tafsir) di dalam kitabnya tafsir al wajiz, beliau memberikan penjelasan terkait ayat di atas bahwa Allah tidak menciptakan jin dan manusia kecuali Allah memerintahkan mereka untuk beribadah, yaitu merendah, tunduk dan menyerahkan diri kepada Allah SWT.
Sedangkan menurut Prof. Dr. Quraish Syihab (Ulama pakar tafsir) dalam tafsirnya al misbah, beliau menjelaskan bahwa Allah tidak menciptakan jin dan manusia untuk suatu manfaat yang kembali kepada-Nya, tetapi mereka Allah ciptakan untuk beribadah kepada-Nya dan ibadah itu sangat bermanfaat untuk mereka sendiri.
Jadi wal hasil, semua makhluk manusia dan jin diperintahkan untuk beribadah kepada Allah dan ibadah itu sendiri merupakan suatu ketundukan dan kepasrahan kepada-Nya yang manfaat ibadah tesebut akan kembali kepada merekan sendiri (manusia dan jin).
Di dalam bulan sya’ban ada beberapa amalan ibadah yang bisa dipraktekkan atau diamalkan. Adapun beberapa amalan bulan Sya’ban seperti yang disampaikan oleh Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al Maliki Al Makki Al Hasani di dalam kitab madza fi sya’ban yaitu :
- As-shiyam (Berpuasa)
Umat Islam dianjurkan menjalankan ibadah puasa di bulan sya’ban ini karena banyak keutamaan di dalamnya, salah satunya yaitu bulan di angkatnya amal seseorang kepada Allah. Rasulullah SAW pun paling banyak melaksanakan puasa di bulan sya’ban dari bulan yang lain kecuali bulan ramadhan. Rasulullah SAW bersabda,
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
“Ini adalah bulan yang banyak dilalaikan orang, terletak antara rajab dan ramadan. dia adalah bulan diangkatnya amal kepada Tuhan semesta alam. Aku ingin, saat amalku diangkat, aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. An-Nasai)
Hadis di atas menunjukan bahwa kecintaan Rasululah SAW melaksanakan puasa di bulan sya’ban karena di dalam bulan tersebut setiap amal manusia diangkat kepada Allah SWT.
- Qira’atus sholawat (Membaca Shalawat)
Bulan sya’ban juga merupakan bulan sholawat karena pada bulan tersebut diturunkannya Q.S. Al-Ahzab ayat 56 yang berisi tentang perintah bersholawat pada Nabi Muhammad SAW. Adapun bunyi dari ayat tersebut yaitu:
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓائِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
Artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.
Hal ini juga diperkuat nukilan dari Imam Syihabuddin Al Qashtalani dalam kitab mawahib, beliau mengatakan bahwa menurut sebagian ulama bulan sya’ban adalah bulan sholawat karena Q.S. Al-Ahzab ayat 56 turun di dalamnya. Begitu juga menurut Al Hafidz Ibnu Hajar RA, dari Abi Dzar Al Harawi bahwa perintah sholawat kepada nabi yaitu Q.S. Al-Ahzab ayat 56 itu terjadi pada tahun kedua hijriah dan menurut pendapat lain pada malam isra’.
3. Qiro’atul qur’an (Membaca Al-Qur’an)
Sebagaimana dijelaskan oleh Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al Maliki Al Makki Al Hasani dalam kitabnya bahwa bulan Sya’ban adalah Syahrul Qur’an atau bulan al qur’an. Beliau mendasarkan dari perkataan Al-Hafidz Ibnu Rajab al-Hanbali dengan isnad yang dhoif yaitu:
عَنْ أَنَسٍ قَالَ : كَانَ الْمُسْلِمُوْنَ إِذَا دَخَلَ شَعْبَانُ انْكَبُّوْا عَلَى اْلمصَاحِفِ فَقَرَؤُهَا وَأَخْرَجُوْا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ تَقْوِيَّةً لِلضَّعِيْفِ وَالْمِسْكِيْنِ عَلَى صِيَامِ رَمَضَانَ
Diriwayatkan dari Anas, beliau berkata “bahwa umat Islam ketika masuk bulan Sya’ban, maka senantiasa membaca al-Quran dan mengeluarkan zakat hartanya, sebagai bantuan untuk orang miskin dalam menghadapi puasa” (Al-Hafidz Ibnu Rajab al-Hanbali, Lathaif al-Ma’arif 1/138)
Para ulama besar juga memperkuat amalan membaca al Qur’an di bulan sya’ban diantaranya: Salmah bin kuhail dan Habib bin abi tsabit, mereka mengatakan bahwa: “sya’ban adalan bulan para pembaca”. Amr bin Qois ketika datang bulan sya’ban, ia menutup warungnya dan sibuk membaca al Qur’an.
Hasan bin sahal berkata: “ Bulan sya’ban berkata: Wahai tuhanku engkau telah menjadikanku berada di antara dua bulan yang mulia, sedangkan aku medapat apa? Allah menjawab: “Aku menjadikan membaca al qur’an di dalammu”.
4.Qira’atut tahlil (membaca laa ilaaha illallaah)
Menurut Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al Maliki Al Makki Al Hasani, hendaknya seorang muslim mengisi dan meyibukkan dirinya dalam waktu-waktu yang berkah dan utama khusunya bulan sya’ban dan nisfu sya’ban dengan membaca laa ilaaha illallah. Adapun faidahnya sangat banyak diantaranya: dihapus dosa-dosanya, memasukkan pembacanya ke surga, kunci langit dan bumi, pencegah dari amarah Allah, dan mengamankan dari siksa.
Beliau salah satunya mengutip hadis yang diriwayatkan dari Abi Dzar:
عَن أبي ذرٍّ رضيَ اللَّهُ عنهُ أنَّهُ قالَ يا رسولَ اللَّهِ علِّمني شيئًا يقرِّبُني منَ الجنَّةِ ويباعدُني منَ النَّارِ قالَ إذا عمِلتَ سيِّئةً فأتبِعها حسنةً قالَ أمنَ الحسَناتِ لا إلَه إلَّا اللَّه ؟ قالَ هيَ أحسَنُ الحسَناتِ
Diriwayatkan dari Abi Dzar radhiyallahu 'anhu, dia berkata, "Ya Rasulullah, ajari aku sesuatu yang akan membawaku lebih dekat ke surga dan menjauhkanku dari Neraka." Dia berkata, "Jika kamu melakukan kejahatan atau keburukan, maka ikutilah itu dengan perbuatan baik." Abi dzar berkata, "Apakah laa ilaaha illallah ?" Dia mengatakan : itu adalah perbuatan baik yang paling baik”.
5. Qira’atul istighfar (Membaca Istighfar)
Banyak faedah serta manfaat dari membaca Istighfar, terlebih pada bulan-bulan istimewa dan mulia seperti bulan sya’ban dan pada nisfu sya’ban.
Keutamaan membaca Istighfar sebagaimana dijelaskan oleh Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al Maliki Al Makki Al Hasani dalam kitab Ma Dza fi Sya’ban ialah penyebab kemudahan rizki, diampuni dosa-dosa dan diberikan jalan keluar dalam kesulitan serta dilapangkan dari segala kesempitan dan kegalauan.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ، جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ. رزاه أبو داود والنسائي وابن ماجه والحاكم
Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja mengekalkan bacaan istighfar, niscaya Allah jadikan baginya sebuah jalan keluar di tengah kesempitan dan sebuah kelonggaran di tengah kesumpekan; dan Allah kucurkan rezeki kepadanya dari jalan yang ia tidak perhitungkan”.
Semoga kita semua bisa mengamalkan amalan-amalan tersebut di bulan sya’ban sehingga kita semua mendapat ridho dan rahmat Allah SWT. Amiin ya robbal alamin.
Oleh : M. Munawar Said, M.Pd
Editor : Muhammad Andi Setiawan