"Dan yang melepaskan radioaktivitas itu adalah api yang sangat besar," tambahnya. Tapi dia menekankan terulangnya bencana itu "sangat tidak mungkin".
Yang lebih memprihatinkan adalah setiap pertempuran yang dekat dengan reaktor nuklir Ukraina lainnya yang berfungsi.
"Chernobyl berada di dalam ruang besar yang tidak berpenghuni. Reaktor Ukraina lainnya tidak terisolasi dengan cara yang sama,” terang pakar kebijakan nuklir Prof James Acton pada Kamis (24/2).
"Pembangkit listrik tenaga nuklir tidak dirancang untuk zona perang,” ujarnya.
Diketahui, pasukan Rusia merebut pabrik itu, sekitar 130km (80 mil) utara ibukota, Kyiv, setelah pertempuran sengit dengan pasukan Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan para perwira Ukraina berjuang untuk mempertahankannya, "agar tragedi 1986 tidak terulang." Dia menyebut serangan Rusia di Chernobyl sebagai "deklarasi perang melawan seluruh Eropa." Pejabat Rusia belum mengomentari pertempuran tersebut.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan Ukraina menginformasikan pada Jumat (25/2) bahwa reaktor tenaga nuklir negara itu terus beroperasi "dengan aman dan selamat".
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta