get app
inews
Aa Text
Read Next : Pertemuan Zelensky-Jokowi: Indonesia Diharap Damaikan Ukraina-Rusia

Apa Alasan Rusia Ngotot Ingin Kuasai Chernobyl?

Sabtu, 26 Februari 2022 | 09:30 WIB
header img
Pasukan Ukraina saat latihan perang di Chernobyl. (Foto: Dok/Reuters/Gleb Garanich)

Selain soal jalur tercepat, menguasai Chernobyl juga disebut bagian rencana Rusia. Salah satu pejabat Ukraina mengatakan, kota itu sudah dikepung pasukan Rusia, namun belum ada konfirmasi lebih lanjut.

Menurut Acton perebutan Chernobyl bukan untuk melindungi dari dampak kerusakan lebih lanjut, mengingat ada empat pembangkit listrik tenaga nuklir aktif Ukraina yang memiliki lebih besar dari Chernobyl.

"Jelas kecelakaan di Chernobyl akan menjadi masalah besar. Tapi justru karena zona eksklusi, itu mungkin tidak akan terlalu banyak menimpa warga sipil Ukraina," kata Acton.

Diketahui, reaktor keempat di Chernobyl, yang berada di 108 kilometer Kiev, meledak pada 1986 saat gagal uji coba keamanan. Saat itu Chernobyl masih menjadi bagian Uni Soviet. Imbas insiden ini puluhan ribu orang meninggal.

Zat semacam Strontium radioaktif, cesium dan plutonium menyebar ke Ukraina, Belarus, beberapa wilayah Rusia dan Eropa.

Enam bulan kemudian penutup darurat atau sarkofagus dibangun untuk menutupi reaktor yang rusak dan melindungi kawasan sekitar dari radiasi.

Pada 2016 lalu, kubah pengaman baru Chernobyl dipindah di atas sarkofagus tua.

Adapun untuk reaktor nuklir Ukraina lain tak berada di zona ekslusi itu, dan mengandung bahan bakar nuklir yang memiliki lebih banyak radioaktif.

Namun, pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan empat pembangkit listrik nuklir ukraina beroperasi dengan aman. Selain itu, ia juga menilai tak ada penghancuran sisa limbah lain dan fasilitas lain di Chernobyl.

Pertempuran Ukraina dan Rusia terjadi usai Presiden Vladimir Putin mengumumkan invasi ke wilayah Donbas, Ukraina timur pada Kamis (24/2) dini hari.

Tak lama setelah itu terjadi rentetan ledakan. Pasukan Moskow tampak terus membombardir, sementara Kiev berusaha terus melawan.

Editor : Muhammad Andi Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut