“Orang ini tidak memiliki rasa takut lain selain rasa takut akan hidupnya,” kata Zelensky saat itu. “Hidupnya tergantung pada apakah dia terancam oleh populasinya atau tidak. Tidak ada lagi yang mengancamnya.”
Putin juga menghadapi masalah dari dalam ketika para pejabat Rusia mendesak diakhirinya mobilisasi di negara berpenduduk 145 juta itu. Dorongan untuk lebih banyak pasukan telah menyaksikan eksodus para laki-laki muda bekerja ke negara-negara tetangga.
"Dan memengaruhi keadaan psikologis masyarakat," menurut Emilia Salbunova, yang merupakan anggota Dewan Legislatif Karelia. Dalam sebuah surat yang diterbitkan di Telegram minggu ini, Salbunova dan para pemimpin regional lainnya mendorong Putin untuk membatalkan tindakan militer tersebut.
“Fakta ini memengaruhi keadaan psikologis masyarakat, merupakan sumber kecemasan dan peningkatan kecemasan dalam keluarga dan kelompok kerja Rusia, dan banyak orang mengalami masalah kesehatan. Aplikasi harus didukung oleh keputusan,” tulis Salbunova.
Analis, termasuk mantan duta besar AS untuk Rusia Michael McFaul, mengatakan rezim Putin mulai retak di bawah pengawasan global, yang telah memukul ekonomi Rusia dengan keras di tengah eksodus massal perusahaan-perusahaan Barat.
Sebuah segmen baru-baru ini di siaran televisi pemerintah Rusia menunjukkan para pakar memperdebatkan ketergantungan Rusia pada teknologi asing dan apakah negara harus menasionalisasi aset yang ada dari perusahaan Barat yang masih beroperasi di negara tersebut.
Sementara itu, Ukraina telah mengumumkan merebut kembali hampir seluruh wilayah semenanjung yang terisolasi di lepas pantai Laut Hitam, tempat pertempuran terus berkecamuk.
Editor : Muhammad Andi Setiawan