get app
inews
Aa Read Next : Simak Doa Nisfu Sa'ban Lengkap Beserta Arti dan Terjemah Latinnya

Larangan Untuk Tajassus Bukan Kritikus

Senin, 17 Oktober 2022 | 12:25 WIB
header img
Dosen Pascasarjana UIN Salatiga, Dr. H. Mukh Nursikin, M. SI. (Foto : Ist)


Ketika dilihat dari sudut pandang ibadah manusia, Allah swt juga amat menitik beratkan pada hal yang berkaitan dengan tatanan sosial atau kemasyarakatan, dengan mengikuti aturan-aturan yang ditetapkan Allah swt dan Rasulullah. di dalam al-Qur‟an, antaranya adalah menjauhi segala sangkaan buruk (su‟uzhan), mencari-cari kesalahan (tajassus), menceritakan aib saudaranya, yang pasti akan menyakiti hati orang yang mendengar. Kedua sifat tersebut tergolong sifat tercela yang amat dibenci dan dilarang Allah Swt dan Rasul-Nya. Rasulullah Muhammad SAW bersabda, "Barangsiapa mencari-cari kesalahan saudaranya, maka Allah Swt akan menampakan kejelekannya (HR. Bukhari)

Dalam Konteks ini ada satu Riwayat dalam Hadis Nabi apabila ada lalat yang menghinggapi tempat minum atau makanan, maka tenggelamkanlah seluruh bagian (tubuh) lalat itu (terlebih dahulu), baru kemudian buanglah lalat tersebut. Karena sesungguhnya pada salah satu sayapnya mengandung obat dan pada sayap yang lain mengandung penyakit (HR. Bukhari).

Pada tulisan kali bukan untuk mengupas tuntas arti hadis Rasulullah Saw tersebut, lalat termasuk dalam kelas Insecta dan ordo Diptera. Hewan ini bisa terbang 8 km per jam, dan juga hidup dalam kurun waktu 30-60 hari ini, kerab menyusahkan manusia, Jika terkurung di ruangan lalat bikin bising dan akan berputar-putar nggak jelas. Lalat tak suka kebersihan, senang sekali dengan sampah, lalat senang pada tempat-tempat yang kotor dan tempat-tempat yang menjijikan.

Sesungguhnya hewan bernama lalat ini dapat juga digunakan dalam perumpamaan orang yang juga suka demikian diatas. Hewan kecil lalat ini dipakai sebagai tamsil buat orang yang gemar dan sibukkan dirimya mencari kesalahan atau keburukan orang lain. “ sesungguhnya seburuk-buruk manusia adalah yang sibuk mencari dan mengurusi kesalahan orang lain, ibarat seekor hewan lalat ini, ia gemar dan senang mencari-cari tempat yang kotor dan menjijikan,” diibaratkan lagi “Orang yang suka mencari-cari kesalahan dan keburukan orang lain, ibarat lalat yang suka terbang untuk mencari nanah dan luka yang busuk.”

Orang yang suka mencari-cari kesalahan orang lain dengan tujuan untuk membongkar noda seseorang dan mempermalukannya, disebut tajassus (bahasa Arab). Bahasa Indonesianya ‘gibah’. Islam melarang umatnya gibah, haram hukumnya, gibah termasuk cabang kemunafikan, gibah itu laksana manusia yang memakan daging saudaranya yang sudah mati, padahal ia tahu bahwa ha itu sangat menjijikan.

Editor : Muhamad Andi Setiawan

Follow Berita iNews Salatiga di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut