"Pak Benny tidak dapat dipisahkan dengan Korps Baret Merah. Bapak dikenal sebagai orang pertama Korps Baret Merah. Jadi aneh, kalau Bapak tidak berkenan memakai Baret Merah," tegas Sintong.
Namun, perkataan Sintong tidak dijawab Benny. Menjelang upacara pemberian anugerah Warga Kehormatan Baret merah kepada Yang Di-Pertuan Agung Malaysia, Benny rupanya masih menyimpan sakit hati.
Tokoh RPKAD dalam penumpasan pemberontakan PRRI di Sumatera dan diterjunkan di dekat Merauke dalam perjuangan pembebasan Irian Barat itu, tetap tidak mau memakai Baret Merah.
Sementara Benny menunggu Yang Di-Pertuan Agung Malaysia di ruang kerja Sintong, terdengar suara sirine pertanda tamu sudah mendekati Mako Kopassus. Benny menunggu di tangga lantai 2 dengan didampingi Sintong, Jenderal Try Sutrisno, beberapa perwira lainnya. Ketika membuka pintu, tiba-tiba Benny berteriak kepada ajudannya Lettu Tono.
"Ton! Mana Baret Merah itu tadi? Ambil dulu, nanti marah si Batak ini," kata Benny, mengingkari janjinya. Mengetahui hal itu, Sintong segera berlari ke ruang kerjanya dengan diikuti oleh Lettu Tono untuk mengambil Baret Merah.
Editor : Muhammad Andi Setiawan