Menyusul aksi pembakaran Alquran di Kota Malmo pada Agustus 2020, jaksa Swedia memutuskan bahwa tindakan tersebut bukanlah merupakan bentuk pelanggaran hukum. Sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut karikatur yang menghina Nabi Muhammad sebagai bentuk kebebasan berekspresi.
Sikap negara-negara Barat terhadap tindakan-tindakan Islamophobia ini menimbulkan kekecewaan di negara mayoritas Muslim, termasuk Indonesia.
Namun, sikap berbeda ditunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin yang mendukung toleransi beragama. Dia menolak menyebut aksi Islamophobia seperti karikatur mengejek Nabi Muhammad sebagai kebebasan berkekspresi, mengatakan aksi seperti itu hanya akan memicu konflik, terutama dari kaum ekstremis.
Sikap ini disuarakan Putin dalam konferensi pers tahunannya pada Desember 2021 dimana dia menegaskan bahwa menghina Nabi Muhammad adalah pelanggaran kebebasan dan hanya menyakiti perasaan umat Islam.
Diwartakan kantor berita TASS, Putin juga mengatakan bahwa Rusia adalah negara multietnis dan warganya menghormati tradisi dan kepercayaan satu sama lainnya.
Kerusuhan yang pecah di Swedia menyebabkan 40 orang di sejumlah kota, termasuk Norrkoping, Linkoping dan Malmo, terluka. Ironisnya insiden ini bermula dari aksi pembakaran Alquran yang didalangi orang yang sama: Rasmus Paludan.
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait