Riya menurut etimologi berasal dari kata Arriyaa'u yang memiliki arti memperlihatkan atau pamer. Riya merupakan suatu perbuatan yang memperlihatkan sesuatu, baik barang atau perbuatan baik, dengan tujuan agar dilihat oleh orang lain untuk mendapat pujian atau sanjungan.
Dalam konteks ini ketika kita mengerjakan ibadah/amal lainnya agar mendapatkan pujian/sanjungan dari orang lain, haruslah dihindari setiap Muslim. Sebab, terkadang pujian/sanjungan yang diterima terkadang membuat terlena dan sombong hingga besar kepala. Bahayanya lagi, pujian itu bisa membuat manusia lupa akan Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan dan anugerah. Karena hal ini bisa mengarah kepada perbuatan syirik tersembunyi (syir).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan bahwasanya ada seseorang yang datang kepada Rasulullah SAW., ia berkata “Wahai Rasul, sesungguhnya aku sewaktu-waktu melakukan amal kebaikan dengan niat karena Allah, namun sementara itu aku juga ingin agar amalku/ibadahku dilihat oleh orang lain.” Mendengar pernyataan ini Rasulullah SAW pun terdiam, tidak memberikan jawaban sedikitpun sehingga Allah SWT. menurunkan QS al kahfi ayat 110 yang artinya“ Barangsiapa mengharapkan perjumpaan dengan Robb-nya maka hendaklah ia melakukan amal sholih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Robb-nya.” (QS. Al Kahfi [18]: 110)
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait