Budaya Bernuansa Mistis Belum Punah, Kesenian Janturan di Tegal Masih Lestari

Yunibar
Kuda lumping budaya yang kental akan unsur mistis masih bertahan di era Modern,(Foto: Yunibar)

Atraksi janturan menjadi hiburan bagi warga di kaki Gunung Slamet. Sejak pandemi Covid-19, nyaris tidak ada pertunjukan seni. Kelompok kesenian janturan hanya mengandalkan saweran dari penonton setiap pementasan. 

Seperti pementasan di Wisata Lembah Rembulan, Desa Rembul, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal. 

“Agar tidak punah, sejumlah remaja dilatih agar bisa menjadi penari janturan. Perlu waktu dua bulan untuk melatih para penari,” kata pawang Janturan, Sudarsono, Sabtu (12/3/2022). 

Meski di tengah pandemi, kelompok seni janturan mengaku masih bisa bertahan. Mereka hanya bisa melakukan pementasan bekerja sama sejumlah objek wisata yang ramai pengunjung. Saat ini, kesenian janturan sangat sepi tanggapan. Sebelum pandemi, sekali pementasan mereka dibayar Rp1,5 juta hingga Rp2 juta

Editor : Muhammad Andi Setiawan

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network