Ibnu Batutah mencatat dalam kitab Kanzul Hum, bahwa Dakwah Islamiyah di Nusantara berlangsung terus hingga kehadiran Wali Songo sejak tahun 1404 M (808 H) sebagai utusan resmi Kerajaan Islam Turki dan yang menjadi raja saat itu adalah Sultan Muhammad I. Interaksi sosial budaya para Wali Songo yang berlangsung hingga enam angkatan telah meyebarkan Islam di seluruh pelosok Nusantara dengan damai. Firman Allah SWT :
وَمَآ أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ كَآفَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ
“Dan Kami tidak mengutusmu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada menge-tahui.” [QS. Saba’ (34): 28]
Sejarah telah mencatat bahwa bangsa Barat yang datang ke Indonesia membawa misi penjajahan dan perbudakan dengan mencanangkan slogan: Gold, Gospel and Glory. Gold bermakna mencari kekayaan dan keuntungan, Gospel adalah menjalankan tugas suci menyebarkan agama nasrani dan Glory memburu kejayaan, mencari kekuasaan. Maka terjadilah praktek-praktek penjajahan dan perbudakan bangsa barat terhadap masyarakat Nusantara. Hasil alam pun mereka eksploitasi berlebihan semata-mata hanya untuk kemakmuran bangsa Eropa.
الَّذِينَ آمَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ ۖ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا
“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.” (An Nisa’ : 76)
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait