Ketua Daker Bandara Haryanto menilai, Golden Guest telah memberikan pelayanan kepada jamaah dengan totalitas. Selain menu sesuai kesepakatan, waktu distribusi di bus jamaah juga bisa tepat. Sejak awal Kemenag memang meminta perusahaan katering yang melayani jamaah harus memiliki dapur di bandara. “Memang risikonya mahal, tapi itu demi pelayanan jamaah agar jangan sampai tidak dapat makan, telat dan sebagainya,” jelas Haryanto.
Namun, Golden Guest pun telah menyiapkan sajian darurat jika terjadi kondisi yang tak diinginkan. Sajian darurat itu antara berisi beberapa roti, buah apel, jus, puding dan dua air mineral. “Nilainya sama dengan nasi boks, yakni 18 Riyal. Dan ini tidak menyalahi karena sudah sudah menjadi kesepakatan kontrak Kemenag dan Golden Guest,” timpal Kepala Seksi Konsumsi Daker Bandara Fatmawati. (*)
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait