get app
inews
Aa Read Next : Kisah Inspiratif Miyaningsih, Sekolahkan Anaknya Sampai jadi TNI Hanya dari Berjualan Gula Jawa

Kisah 3 Muslimah Hebat Berjuang Hidupi Keluarga, Menjadi Marbot Masjidpun Dijalani

Sabtu, 02 April 2022 | 14:19 WIB
header img
3 muslimah ini dengan hebat berjuang untuk hidupi keluarga, (Foto: IndonesiaDermawan)

Kisah inspiratif datang dari 3 orang muslimah yang berjuang menjadi tulang punggung untuk menghidupi keluarganya.

Banyak perempuan tangguh berjuang mencari nafkah dan mengurusi anggota keluarga. Salah satunya dialami Ibu Pur Eka (54), warga Desa Pulo Lor, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang. Sehari-hari ia menjadi marbot masjid dengan upah Rp400 ribu per bulan.

Saat ini Ibu Pur menggantikan suaminya mencari nafkah. Suami dari Ibu Pur mengalami patah tulang kaki kanan dan gegar otak akibat kecelakaan kerja sebagai buruh bangunan. Selain membiayai keluarga, Ibu Pur juga membiayai pengobatan suaminya, baik medis maupun pengobatan tradisional.

Ia pun tidak tanggung-tanggung menggunakan uang tabungan, bahkan menjual sejumlah barang, untuk kesembuhan sang suami tercinta.

Selain sebagai marbot masjid, Ibu Pur sebenarnya membuka warung kecil-kecilan di rumah. Namun, barang jualan di warung kian hari kian habis. Tidak ada lagi modal yang bisa diputar untuk kembali berdagang.

"Pernah suatu hari saya ingin beli jajanan pentol (sejenis bakso dari tepung tapioka) yang (penjualnya) lewat di depan rumah. Saya tidak punya uang 1 perak pun untuk membelinya. Saya minta tolong ke penjualnya, saya ambil gelas untuk ditukar dengan pentol," ungkapnya.

Selain Ibu Pur, ketegaran juga menjadi jalan hidup Ibu Devi, warga Desa Ngipik, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Guna menghidupi keluarganya, ia menjadi tukang angkut sampah dengan upah Rp1,5 juta per bulan.

Penghasilan yang tidak mencukupi membuat Ibu Devi sempat berutang. Ia tidak punya pilihan selain menjual rumahnya untuk membayar utang tersebut.

"Berpisah dengan suami anak tiga dan semuanya sekolah. Untuk membayar biaya sekolah anak dan keperluan sehari-hari," kata Ibu Devi.

Sementara Ibu Siyam (70), warga Desa Jetak, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, hidup seorang diri di rumahnya yang terbuat dari kayu dan bilik bambu. Guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia beternak kambing milik orang lain dengan sistem bagi hasil.

"Saya sudah tua, kalau kerja yang berat-berat sudah enggak kuat. Sekarang yang saya bisa cuma pelihara ayam sama kambing aja," ceritanya.

Sahabat Dermawan, mari beri dukungan terbaik untuk Pur Eka, Devi, dan Siyam melalui IndonesiaDermawan.id.

Editor : Muhamad Andi Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut