Harta Bergelimang tidak menjamin ketenangan dalam kehidupan, Kisah Inspiratif datang dari sepasang suami istri Arli Kurnia dan Rahmah. Arli bertahun tahun sukses. membangun kekayaannya melalui bisnis multi-level marketing (MLM).
Semua sudah ia dapat, mulai properti, rumah, mobil, hingga harta benda lainnya. Namun kenyataannya, semua itu tidak lantas membuat sang istri bahagia. Ditambah lagi Arli seringkali harus berurusan dengan utang hingga cicilan yang terus-menerus.
Suatu ketika ada suatu peristiwa yang membuat Arli seolah tertampar. Kala itu istrinya meminta dia membelikan susu untuk anak. Tanpa pikir panjang Arli bergegas ke minimarket terdekat.
Namun sayang, Arli mendapati kenyataan bahwa uang di rekeningnya bahkan tidak sampai Rp50 ribu. Alhasil, uang tersebut tidak bisa diambil dan susu pun tidak jadi dibeli.
"Saya bingung, mobil sampai aku tendangin saking marahnya," ujar Arli dalam tayangan di kanal YouTube Pecah Telur.
Arli lantas kembali ke rumah sambil menangis di hadapan istrinya Rahmah. Dengan berat hati Arli menyampaikan bahwa dirinya tidak bisa membeli susu.
"Hari itu aku malu. Saya leader, orang hormati saya, orang bilang saya sukses, tapi saya enggak dapat susu hari itu," kata Arli.
Dari sana, Arli dan Rahman berdiskusi tentang kehidupan rumah tangga mereka. Semula Arli berpikir Rahmah bahagia jika hidup dengan harta berlimpah, tapi pikiran Arli rupanya salah besar.
"Ketika bisa mencukupi istrinya membelikan mobil, dipikir sudah bertanggung jawab. Padahal enggak ada yang minta seperti itu. Saya enggak minta mobil, enggak minta rumah, saya minta tenang," ujar Rahmah.
Arli memohon maaf kepada sang istri dan mereka sepakat menjual semua asetnya. Pasutri ini juga memutuskan pindah ke lingkungan baru serta hidup lebih hemat.
"Dari situ kami mulai menerapkan prinsip hidup 'Innalillahi wa innailaihi rajiun'. Enggak ada pengin kaya, enggak ada pengin miskin, yang penting hidup Allah kasih apa," ungkap Arli.
Perlahan demi perlahan Arli mulai mencari cara untuk bangkit. Dia memulai semua dari bawah lagi lantaran sudah tidak memiliki aset berharga apa pun.
Hingga akhirnya Arli menemukan jalan menciptakan penghemat BBM yang terbuat dari minyak atsiri. Penghemat BBM itu sendiri ia dapatkan dari skripsi seorang mahasiswa.
Berbekal keyakinan yang kuat, Arli coba menghubungi penjual minyak atsiri untuk diajarkan cara membuatnya. Usai mampu membuat beberapa minyak atsiri untuk dijual sebagai penghemat BBM, Arli bersyukur bukan main.
Mulanya teman-teman Arli tidak ada yang percaya dengan khasiat penghemat BBM buatannya. Tapi Allah Subhanahu wa ta'ala selalu mempertemukan Arli dengan orang-orang yang rela membantu.
Makin hari kian banyak orang yang percaya dan permintaan produk milik Arli pun sangat tinggi. Kerja keras Arli berbisnis di jalur halal pun membuahkan hasil.
"(Sebanyak) 2.500 agen. Banyak sekali awal bisnis-bisnis saya. Ya modalnya dari situ, properti, emas, dan macam-macam," papar Arli.
Hidupnya kini tidak hanya dilalui untuk memikirkan diri sendiri, tapi juga orang lain. Arli sampai rela menggunakan uangnya untuk menyelenggarakan seminar gratis bertajuk '30 Hari Bebas Utang'. Semua dilakukan semata-mata untuk membantu orang lain yang bernasib sama seperti Arli di masa lalu.
"Enggak utang enggak bisa punya rumah, itu namanya menyepelekan Tuhan. Sekarang Allah kasih saya yang luar biasa," tambahnya.
Arli makin yakin menerapkan konsep bisnis "Innalillahi wainnailaihi rojiun". Apa pun masalah yang ia hadapi, entah dalam bisnis atau kehidupan, sudah sepatutnya dikembalikan pada Allah Subhanahu wa ta'ala.
Wallahu a'lam bishawab.
Editor : Muhammad Andi Setiawan