Selain itu, pada pelatihan ini, peserta juga diajak untuk menganalisis berita hoaks yang pernah beredar di Indonesia. Salah satu contoh yang dibahas adalah berita tentang pembagian Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk Warga Negara Asing (WNA) asal China. Peserta diajak untuk memberikan tanggapannya dengan mengaitkan dengan aspek Peta Empati, yaitu Lihat, Dengar, Pikir, Ucap. Hal ini diharapkan dapat melatih peserta untuk lebih kritis dalam menilai informasi yang mereka terima.
Selain itu, dalam rangka menghadapi Pemilu 2024, pembahasan tentang potensi pengacauan informasi melalui 3 kacau, yaitu kacau isi, kacau diri, dan kacau emosi, menjadi topik yang tidak kalah penting. Ketiga kacau ini disinyalir akan muncul pada info-info palsu yang tersebar di media sosial. Oleh karena itu, peserta diajak untuk memahami dan mengenali ciri-ciri dari ketiga jenis kacau tersebut agar mereka dapat menjadi penangkal yang efektif terhadap informasi palsu.
Penyelenggara, khususnya Prodi Sejarah Peradaban Islam, sangat berharap bahwa kegiatan semacam ini dapat menjadi langkah awal yang penting dalam melawan penyebaran hoaks dan informasi palsu. Mereka berharap agar kegiatan serupa dapat dilaksanakan kembali, karena generasi muda, terutama pemilih pemula, merupakan variabel penentu bagi masa depan Indonesia. Jika anak muda dapat menjadi tidak rentan terhadap berita hoaks, maka pada akhirnya, masyarakat kita akan menjadi tangguh dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak benar, serta terhindar dari manipulasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Acara Sekolah Kebangsaan "Mencetak Generasi Cerdas Literasi Digital" di UIN Salatiga berhasil menciptakan ruang diskusi yang produktif dan interaktif, memberikan peserta wawasan yang lebih mendalam mengenai pengindraan hoaks, prebunking strategis, dan cara menghadapi potensi pengacauan informasi menjelang Pemilu 2024. Semoga acara ini dapat menjadi model untuk kegiatan serupa di masa mendatang, guna menciptakan masyarakat yang cerdas dan waspada terhadap informasi digital.
Editor : Muhammad Andi Setiawan