MATEMATIKA merupakan bidang ilmu yang materinya bersifat abstrak. Keabstrakan matematika ditandai dengan fakta, konsep, dan prinsip yang abstrak. Sehingga, matematika didefenisikan sebagai penelaahan struktur abstrak yang dikaitkan secara aksioma dengan menggunakan logika simbolik dan notasi. Ciri keabstrakan matematika ini menyebabkan matematika tidak mudah untuk dipelajari dan pada akhirnya menanamkan mindset yang susah dalam diri siswa. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi pendidik untuk membuat matematika menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
Pembelajaran matematika harus dilakukan secara terstruktur dan bertahap, mulai dari pemahaman ide dan konsep yang sederhana hingga ke tahap lebih kompleks. Saat ini, pada penerapan kurikulum merdeka belajar yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, pembelajaran matematika harus dilakukan dua arah dengan siswa bertanya kepada guru, guru menjadi fasilitator, dan siswa saling belajar dengan siswa lainnya.
Kurikulum merdeka belajar mengharuskan agar guru menciptakan suasana yang menyenangkan dan menerapkan pembelajaran yang bervariasi dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan skill dan kemampuan siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika agar dapat mencapai tujuan kurikulum merdeka yaitu dengan pembelajaran yang bermakna.
Pembelajaran bermakna (meaningful learning) diperkenalkan oleh David Paul Ausubel pada tahun 1960. David P. Ausubel adalah seorang psikolog pendidikan Amerika yang memiliki banyak kontribusi dalam bidang perkembangan kognitif. Ausubel mengembangkan teori belajar bermakna yang dipengaruhi oleh pemikiran Piaget yang disebut sebagai aliran “konstruktivisme”.
Konstruktivisme merupakan teori pendidikan yang memfokuskan pada peningkatan perkembangan logika dan konseptual pembelajar. Menurut Ausubel, belajar bermakna adalah suatu proses akuisisi makna baru dengan mengasimilasi informasi baru ke dalam struktur kognitif siswa yang sudah ada. Struktur kognitif yang dimaksud berupa konsep, ide, dan prinsip yang telah ada dalam pemikiran siswa.
Editor : Muhammad Andi Setiawan