Penting bagi sebuah pasangan memahami bahasa kasih dalam berumah tangga. Bahasa kasih, bahasa cinta, atau dikenal juga dengan sebutan love language merupakan bahasa yang digunakan untuk mengekspresikan rasa cinta kepada orang lain (Chapman, 2010; Surijah & Kirana, 2020). Bahasa ini harus selalu ditumbuhkan terhadap setiap pasangan. Rasa cinta dan kasih harus ditumbuhkan melalui komunikasi yang baik agar menjadi simbol kuat sebuah keluarga. Selain itu, bahasa ini menjadikan orang tua teladan bagi anak-anaknya, tetangga, dan masyarakat. Apalagi yang menggunakan adalah publik figur yang selalu menjadi sorotan berbagai pihak, mulai dari dapur sampai aktifitas luar ruangan. Kadang hal ini semestinya dipahami dan menjadi edukasi bagi mereka, para artis.
Bahasa kasih sendiri mempunyai antonim, bahasa kasar. Bahasa ini sering disimbolkan dengan mengumpat, kata-kata kotor/kasar, ucapan jorok, sumpah serapah, caci-maki, atau ungkapan tidak senonoh. Sebuah bahasa yang selalu dihindari oleh orang, keluarga dan masyarakat, meski pasangan artis sekalipun. Semua harus belajar dan memahami bahasa ini, terutama sebuah pasangan yang baru menikah. Bahasa kasih dan kasar sudah menjadi bagian yang melekat dan dimengerti oleh semua orang khususnya keluarga. Bagaimana mereka bercakap dan berkomunikasi menggunakan bahasa yang baik agar tidak menyakiti satu sama lain.
Pada dasarnya, kesuksesan belum tentu dapat menjamin seseorang terhindar dari bahasa kasar ini atau prahara dalam rumah tangga. Bahkan pepatah mengatakan semakin tinggi pohon, makan akan semakin tinggi pula angin yang berhembus. Apalagi dengan aktifitas kesibukan para artis yang luar biasa, rasa capai dan lelah. Bisa saja kerikil-kerikil dalam sebuah rumah tangga terjadi, seperti berita yang kembali booming saat ini, KDRT artis.
Editor : Muhammad Andi Setiawan