JAKARTA,iNews.id - Vaksin Indovac atau Vaksin BUMN dipastikan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki keamanan dan efikasi yang baik, khusus meningkatkan kadar antibodi.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut sejauh ini hasil uji klinis telah menunjukkan vaksin Indovac yang diproduksi PT Bio Farma (Persero) memiliki keamanan dan efikasi baik. Dia pun memastikan vaksin karya anak bangsa ini tidak kalah dengan vaksin Covid-19 jenis lainnya.
Selain itu, sejak proses awal, vaksin BUMN sudah didesain kehalalannya karena diaudit oleh otoritas berwenang, sehingga diharapkan segera mendapatkan sertifikasi halal setelah keluarnya EUA.
“Sejak awal saya sudah menegaskan kehalalan harus jadi faktor utama, sehingga vaksin Covid-19 BUMN ini sudah dirancang untuk menjadi vaksin halal,” ujar Erick, Jumat (2/9/2022).
Menurutnya, keberhasilan Indonesia dalam memproduksi vaksin sendiri merupakan bentuk kesiapsiagaan ke depan. Terutama menyiapkan diri menghadapi krisis kesehatan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.
“Kita memiliki sumber daya dan platform teknologi yang terbukti siap menghadapi situasi manakala terjadi pandemi di masa depan. Sudah saatnya kita pakai vaksin buatan negeri sendiri apalagi biaya yang dikeluarkan untuk vaksin impor sudah sangat tinggi," katanya.
Untuk diketahui, Bio Farma juga akan mendaftarkan vaksin hasil pengembangannya ke WHO untuk mendapatkan Emergency Use Listing (EUL), sehingga dapat turut berkontribusi terhadap kesehatan dunia.
Bio Farma telah mendaftarkan hasil uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 BUMN untuk usia 18 tahun ke atas ke BPOM sebagai syarat untuk mendapatkan EUA. Erick mencatat, vaksin produksi Bio Farma juga siap menjalani uji klinis untuk vaksinasi booster.
Setelah proses uji klinis vaksin Covid-19 BUMN untuk booster, Bio Farma akan mendaftarkan uji klinis untuk vaksinasi anak.
"Vaksin Covid-19 BUMN bermanfaat untuk vaksinasi primer dan booster baik untuk orang dewasa maupun anak-anak. Vaksin Covid-19k arya BUMN yang berplatform rekombinan protein ini bisa digunakan secara aktif terhadap Covid-19 yang disebabkan virus SARS-CoV," tuturnya.
Editor : Muhammad Andi Setiawan