Harapannya, masyarakat bisa terus mendapatkan subsidi BBM mengingat tingkat pendapatan masyarakat kalangan ekonomi menengah ke bawah terhitung relatif rendah.
"Kami berharap, seterusnya ada subsidi BBM untuk warga kalangan menengah ke bawah. Sebab harga barang-barang kebutuhan pokok juga sering naik, dan jika sudah naik sulit turun lagi. Contoh harga minyak goreng, yang dulunya sekitar Rp14.000 per liter sekarang jadi Rp23.000 per liter dan belum ada tanda-tanda turun harga," ucapnya.
Salah seorang sopir mobil carter, Dwimoko (34) menilai, pendataan penerima subsidi BBM memang bagus.
Hanya, penerimanya harus benar-benar yang layak mendapatkan subsidi. "Sekarang malah banyak mobil-mobil berkapasitas mesin tinggi yang beralih ke BBM bersubsidi. Ini yang harus ditertibkan agar subsidi BBM tepat sasaran," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di jateng.inews.id dengan judul " Sejumlah Konsumen di Salatiga Enggan Beralih ke Pertamax, Ini Alasannya ", Klik untuk baca: https://jateng.inews.id/berita/sejumlah-konsumen-di-salatiga-enggan-beralih-ke-pertamax-ini-alasannya/2.
Editor : Muhammad Andi Setiawan