Pada hari keenam penerbangan, Pangeran Sultan menerima telepon dari Raja Fahd. Itu adalah yang pertama--karena dia adalah satu-satunya orang non-Amerika pada saat itu yang berbicara dengan kepala negara dari luar angkasa. Dia juga berbicara dengan ayahnya, Raja Salman, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Riyadh.
Panggilan itu disiarkan kembali di Jeddah TV dengan bantuan transmisi satelit Amerika. ARABSAT diluncurkan ke orbit dengan sukses pada hari kedua, 27 jam setelah lepas landas, dan kru kembali ke Bumi pada 24 Juni pukul 9.11 pagi waktu Florida. Setelah kurang dari dua minggu di Houston untuk kembali beradaptasi dengan kondisi di Bumi, dia berangkat pulang ke Arab Saudi. Dalam penerbangan ke Taif, dia ingat melihat ke luar jendela Boeing 707 untuk melihat dua jet tempur Royal Saudi Air Force mengawal pesawat.
“Bagi saya itu adalah salah satu momen terpenting dalam hidup saya,” kenangnya. Dia ingat menerima telepon dari Raja Fahd sebelum pesawat mendarat. Raja ingin tim mengenakan pakaian luar angkasa mereka saat keluar dari pesawat.
Pangeran Sultan, bagaimanapun, punya ide lain. “Saya mencoba meyakinkan mereka untuk mengizinkan kami mengenakan pakaian nasional Saudi. Betapa bodohnya saya mencoba meyakinkan Raja Fahd, yang berpikiran paling besar di zaman itu! Jadi kami mengenakan setelan biru, dan dia benar," katanya.
“Ketika kami sampai di Taif, saya melihat ke luar jendela pesawat dan saya melihat Raja Fahd datang ke resepsi.” “Saya berkata, jika Anda mengambil semua yang terjadi dalam hidup saya dan memberi saya momen itu, itu akan baik-baik saja bagi saya untuk melihat Raja Fahd datang untuk menyambut tim," imbuh dia.
Editor : Muhammad Andi Setiawan