PANDEMI Covid-19 belum selesai ,Badan Kesehatan Dunia (WHO) saat ini juga tersibukan dengan penyakit cacar monyet yang tengah melanda beberapa daerah di Eropa dan Amerika Serikat (AS). Mereka yang mengalami cacar monyet pun biasanya mendapati beberapa gejala seperti ruam atau bintik merah di kulit bahkan bulu rontok.
Tapi, Ahli Infeksi dan Penyakit Tropis Anak dr Irma Rezky Ratu, Sp.A(K), menyebut cacar monyet juga bisa menyebabkan kerusakan yang permanen. Salah satu komplikasi serius akibat cacar monyet adalah kebutaan.
"Lesi cacar monyet itu bisa muncul di area mata. Kalau itu terjadi, bisa sebabkan radang kornea hingga akhirnya kebutaan," papar dr Irma di Live Instagram @idai_ig, kemarin (7/6/2022).
Tak hanya itu, jika bicara komplikasi dari cacar monyet, dr Irma menjelaskan bahwa ada beberapa penyakit yang bisa muncul akibat cacar monyet. Adalah terbentuknya bopeng di kulit yang dikategorikan sebagai cacat permanen pada kulit.
"Selain itu, cacar monyet juga bisa menyebabkan infeksi bakteri sekunder, mukosa kulit terganggu. Bahkan, pada kasus tertentu cacar monyet juga menyebabkan radang paru," tambah dr Irma.
Dengan adanya komplikasi tersebut, ia mengimbau kepada semua masyarakat, khususnya orangtua, agar membawa segera anaknya ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat penanganan lebih lanjut jika menemukan ada perbedaan di kulit si anak.
Penanganan medis yang diterima si anak pada stadium awal bisa menurunkan risiko keparahan kondisi akibat cacar monyet. "Kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap patuhi protokol kesehatan terutama menjalankan pola hidup bersih dan sehat," saran dr Irma.
Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengutarakan bahwa cacar monyet menjadi 'tantangan berat' dunia. Apalagi cacar monyet hadir saat pandemi Covid-19 belum benar-benar usai.
WHO sebelumnya mengatakan bahwa sejumlah kasus cacar monyet lainnya sedang diselidiki tanpa menyebut nama negara yang terlibat dan memperingatkan bahwa lebih banyak infeksi kemungkinan akan dikonfirmasi.
WHO juga menyebutkan, wabah ini merupakan hal tidak biasa, karena terjadi di negara-negara non-endemik.
WHO menambahkan bahwa mereka tengah bekerja sama dengan negara-negara terdampak dan lainnya untuk melebarkan pengawasan penyakit untuk menemukan dan mendukung orang-orang yang mungkin terdampak.
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait