SALATIGA, iNewsSalatiga - Merokok merupakan suatu hal yang tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, bahkan banyak diantaranya belum merasa puas jika sehari saja tidak merokok.
Meski demikian, merokok terbukti berbahaya baik untuk diri sendiri maupun orang sekitar. Setiap tahunnya pun Kementerian Kesehatan yang bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) selalu mengkampanyekan tentang bahaya merokok.
Peringatan mengenai bahaya merokok sebenarnya sudah ada di setiap bungkus rokok, tetapi tetap saja masih banyak perokok di sekitar kita. Mereka terlanjur kecanduan merokok karena dzat kafein yang ada di dalamnya. Sehingga tidak mengherankan bahwa Indonesia menduduki urutan ketiga mengenai jumlah perokok terbanyak di dunia.
Wakil Menteri Kesehatan, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, Ph.D mengatakan, menurut data Global Adult Tobacco Survei, saat ini ada 70,2 juta orang di dunia yang merokok atau 34,5 persen yang merokok di seluruh dunia.
"Indonesia masuk dalam urutan ketiga. Kalau kayak gini (saja) Indonesia juara, ya," ucap Prof Dante saat ditemui MNC Portal dalam acara Puncak Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2023 di Kantor Kemenkes di Jakarta Selatan.
Prof Dante menambahkan bahwa epidemiologi tembakau sebagai ancaman kesehatan masyarakat di dunia sangat besar yang dapat menyebabkan berbagai penyakit, pembiayaan yang tinggi, hingga meningkatnya angka kematian
"Misalnya penyakit jantung, stroke, dan kanker, itu adalah penyebab sekunder akibat penggunaan tembakau," jelasnya.
Wamenkes tersebut juga menambahkan bahwa WHO mencatat bahwa sebanyak 8,2 juta angka kematian yang berhubungan langsung dengan penggunaan tembakau.
"Bukan soal merokoknya saja, dampak jangka panjang, termasuk pada internal metabolisme yang terjadi di dalamnya pun berpengaruh pada kesehatan manusia dan ini harus jadi perhatian bersama," tuturnya.
Dari semua penuturan di atas, dapat dibuktikan bahwa merokok lebih banyak merugikan pemakainya dibanding kelebihannya. Jadi, apakah masih mau membiarkan Indonesia menjadi peringkat ketiga perokok terbanyak di dunia?
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait