Soal Big Data Penundaan Pemilu Luhut, Ketua DPD LaNyalla Sebut Sebuah Kebohongan

Carlos Roy Fajarta
LaNyalla Sebut big data Luhut sebuah kebohongan, (Foto :Carlos Roy Fajarta)

Sebagaimana diketahui sebelumnya, Menko Luhut Binsar Pandjaitan menyebut sebagian besar dari 110 juta warga memiliki aspirasi agar Pemilu 2024 ditunda.

Hal tersebut disampaikan Luhut dalam wawancara yang diunggah di akun YouTube Deddy Corbuzier, pada Jumat (11/3/2022). "Kalau suara rakyat itu besar, DPR dan parpol pasti mendengar suara konstituennya," ujarnya.

"Karena begini, kita kan punya big data, saya ingin lihat, kita punya big data, dari big data itu, kira-kira meng-grab 110 juta. Iya, 110 juta, macam-macam, Facebook, segala macam, karena orang-orang main Twitter, kira-kira 10 jutalah," tambah Luhut.

Sementara kata Luhut, kalau menengah bawah itu pokoknya mau tenang. Pengennya ekonomi (lebih baik). Tidak mau lagi seperti kemaren, kita sakit gigi kan dengar cebong, kampret, kadrun, itukan menimbulkan tidak bagus.
"Kita coba tangkap dari publik dari data-data tersebut itu bilang kita mau habiskan Rp 100 triliun lebih untuk milih ini (Pemilu dan Pilkada serentak 2024) ngapain sih. 

Nah itu yang rakyat omong. Inikan ceruk ini ada di partai-partai semua. Nanti mereka melihat dan mendengar suara rakyat tersebut," ujar potongan ucapan Luhut terkait big data dalam pernyataan di akun YouTube Deddy Corbuzier tersebut.

Editor : Muhammad Andi Setiawan

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network