Namun seruan Weerasinghe itu disambut dengan skeptis oleh para warga Sri Lanka di luar negeri.
"Kami tidak keberatan membantu, tetapi kami tidak bisa mempercayai pemerintah dengan uang kami," kata Seorang Dokter Sri Lanka di Australia yang enggan disebutkan namanya.
Seorang ekspatriat lainnya yang bekerja sebagai ahli perangkat lunak mengatakan bahwa dia tidak yakin uang yang disumbangkan akan dimanfaatkan oleh mereka yang membutuhkan.
"Ini bisa berakhir seperti dana tsunami," katanya mengacu pada bantuan jutaan dolar yang diterima Sri Lanka setelah tsunami pada Desember 2004 merenggut nyawa setidaknya 31.000 orang.
Sebagian besar sumbangan dana dari asing yang semestinya untuk para korban tsunami dikabarkan justru berakhir di kantong para politisi, termasuk Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa yang dipaksa mengembalikan dana bantuan yang dikreditkan ke rekening pribadinya.
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait