Semangat ini dirinya bawa untuk membanggakan kedua orang tuanya, serta menunjukan bahwa kaum tuna netra mampu menjadi seorang tahfidz.
“ Insya Allah saya murojaah, kembali mengulang hapalan yang kurang lancar di bulan Ramadan ini. Mungkin bisa seperti guru yang mengajarkan kembali Alquran Braille,” ujar Amin Rasyid, santriawan tuna netra tahfidz quran.
Pesantren ini sendiri sudah berdiri dari tahun 2018 silam. Hingga saat ini sendiri, ponpes tersebut sudah meluluskan puluhan santri disabilitas yang kebanyakan menjadi tenaga pengajar alquran braille di seluruh Indonesia.
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait