Di Negara Indonesia yang kita ketahui bersama mayoritasnya beragama Islam terbesar di dunia, begitu menghormati peristiwa tersebut dan bahkah dijadikan sebuah libur nasional. Adanya penentuan atau penetapan hari libur dalam peringatan Isra’ mikraj bukan tanpa arti melainkan perlunya pemahaman lebih dalam lagi yang mana di tengah-tengah kesibukan dalam menjalani rutinitas sehari-hari seyogyanya ada sebuah hari untuk disisipkan untuk memaknai peristiwa perjalanan panjang baginda Nabi Muhammad SAW terkhusus umat muslim.
Kesadaran spiritualitas dalam persepektif Islam berhimpitan dengan kesadaran manusia. Artinya apa? Dalam memaknai spiritualitas yang mana semakin tinggi akan kesadaran keberagamaan manusia, maka seharusnya semakin tinggi juga akan kualitas kemanusiaannaya.
Pernyataan tersebut relevan dengan apa yang di tauladankan oleh baginda Nabi Muhammad SAW didalam perjalanan mikrojnya ketika beraudiensi langsung kepada Allah SWT. Bagi Nabi Muhammad SAW perjalanan mikrojnya manusia ke Sidrotil Muntaha bukanlah bagian dari upaya pendakian spiritual berpaling dari tanggung jawab kemanusiaan, namun lebih dari itu dengan perjalanan mikrajnya Nabi Muhammad SAW terjalin komunikasi kehendak yang suci nan mulia serta orientasinya berada di bumi.
Dengannya dapat dipahami nilai kemanusiaan hanya bisa dipahami ketika semua perilaku lahir batinnya diorientasikan kepada Tuhan, dan pada saat bersamaan juga membawa implikasi nyata terhadap upaya meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan.
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait