"Berdasarkan informasi dari Akindo (Asosiasi Kedelai Indonesia), penurunan produksi kedelai dunia ini berdampak pada kenaikan harga kedelai. Beberapa penyebabnya ada inflasi di Amerika yang mencapai 7 persen, yang berdampak pada kenaikan harga input dari produksinya," ujar Oke.
Kenaikan harga kedelai dunia ini memberi imbas pada harga kedelai di dalam negeri di tingkat pengrajin tahu tempe. Pada akhirnya, akan mempengaruhi harga produk tahu dan tempe.
"Saya ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa kenaikan harga kedelai dunia ini berdampak pada kenaikan harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe. Dan hal ini akan mempengaruhi ujungnya, yaitu harga produk turunan dari kedelai terutama yang paling penting di sini adalah tempe dan tahu," tutur Oke.
Dengan proyeksi perkembangan harga kedelai dunia, kata dia, kedelai impor saat ini Rp11.500 per kg. Dengan harga kedelai itu, harga tempe di tingkat pengrajin Rp10.300 per kg dan tahu sekitar Rp650 per potong.
Sementara jika harga kedelai naik hingga Rp12.000 per kg, maka harga tempe diperkirakan akan naik menjadi Rp10.600 per kg dan tahu sekitar Rp700 per potong.
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait