“Ini adalah cara baru menjual dan promosi wisata menggunakan NFT yang berbasis teknologi blockchain. Ini adalah yang pertama di Indonesia dan menjadi pilot project smart tourism berbasis web generasi ketiga blockchain dalam model bisnis pariwisata di desa-desa yang masuk dalam program smart village Kemendesa PDTT,” tutur Sholahuddin, Duta Digital Smart Village Kemendesa PDTT.
Dalam program smart village, lanjutnya Kemendesa PDTT mendampingi desa juga komunitas digital yang ada di desa untuk melakukan transformasi teknologi digital. Diantara pilarnya adalah ekonomi cerdas dan masyarakat cerdas. NFT Tri Suaka-Nabila adalah implementasi dari dua pilar tersebut.
Marketing & Sales Vice President PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan & Ratu Boko, Pujo Suwarno, mengatakan bahwa pihaknya mendukung program ini. Ia akan terus mendukung dan mendorong Desa dan komunitas digital desa untuk membuat project berbasis blockchain sehingga suatu saat akan menghasilkan Borobudur Metaverse.
“Kami mengapresiasi keberadaan komunitas digital desa. Ini yang akan terus kami dukung bahkan hingga menggalang kolaborasi antara komunitas, koorporasi, pemerintah hingga terwujudnya Borobudur Metaverse. NFT Tri Suaka-Nabila adalah awal yang baik untuk membuat project-project berbasis teknologi blockchain dan istimewanya lagi dilakukan komunitas digital desa di kawasan Borobudur,” pungkasnya.
Editor : Muhammad Andi Setiawan