Menurut Mastuki, tingginya partisipasi calon peserta menjadi indikasi bahwa pelatihan yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat. "Dari awal kita memang ingin membuat pelatihan yang benar-benar menjadi kebutuhan masyarakat, user based learning. Dan kami sangat senang dengan partisipasi masyarakat yang sangat tinggi karena bisa menjadi indikator bahwa pelatihan yang kita laksanakan bermanfaat bagi masyarakat," tuturnya.
Lebih jauh Mastuki mengatakan, pelatihan melalui MOOC Pintar ini sangat efektif karena bisa melibatkan peserta secara lebih massif dan lintas daerah. Pelaksanaan pelatihan dengan metode asynchronous ini memudahkan siapa saja untuk bisa mengikuti pelatihan. "Melalui MOOC peserta bisa belajar kapan saja dan dari mana saja, fleksibel, yang penting tidak melewati tanggal yang ditentukan penyelenggara. Jadi tidak akan mengganggu tugas utama peserta," paparnya.
"Kita berharap semua pemangku kepentingan pendidikan setelah mengikuti pelatihan ini bisa memahami dan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dengan baik. Kemenag turut mensosialisasikan pelaksanaan impelemntasi kurikulum baru ini melalui pelatihan terstruktur dan gratis, sehingga tidak ada satupun kalangan pendidik, terutama di lingkungan Kemenag yang tidak tahu tentang kurikulum merdeka dan cara mengimplementasikannya," tandasnya.
Pelatihan Impelementasi Kurikulum Merdeka ini akan dilaksanakan selama 12 hari, mulai tanggal 10 hingga 21 Mei 2023 mendatang. [ ]
Editor : Muhamad Andi Setiawan
Artikel Terkait