PENDIDIKAN adalah salah satu elemen yang penting untuk menunjang kemajuan suatu bangsa. Pendidikan menjadi senjata ampuh yang bisa digunakan untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang berkualitas.
Sayangnya, berbagai masalah mengenai pendidikan di negeri ini masih saja sering dijumpai di berbagai media informasi,misalnya pada hasil survei tiga tahunan PISA (Programme for International Student Assessment) tahun 2018 sebagaimana yang dirilis oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) menempatkan Indonesia berada di urutan ke-74 dari 79 negara peserta. Survei ini fokus pada kemampuan membaca, matematika, dan sains, dimana tiga aspek tersebut dimaksudkan untuk menyiapkan peserta didik untuk siap berkarir setelah lulus dari sekolah.
Kesiapan berkarir para peserta didik juga sangat kurang. Hal ini didukung oleh data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan bahwa jumlah pengangguran di Indonesia pada bulan Februari 2021 sebanyak 8,75 juta orang.Selain disebabkan oleh adanya pandemi COVID-19, banyaknya jumlah pengangguran ini juga dipengaruhi oleh ketidaksiapan untuk menghadapi dunia kerja, di mana kompetensi yang dipelajari ketika di sekolah kurang selaras dengan kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja.
Pada abad 21 ini, perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni berjalan sangat dinamis, terutama perkembangan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi ini mengharuskan adanya perubahan orientasi dari yang semula berorientasi pada kemampuan peserta didik dalam memahami materi saja, menjadi berorientasi pada kemampuan peserta didik dalam memahami dan juga siap berkarir di lingkungan kerja.
Untuk dapat mencapai keterampilan tersebut, maka peserta didik harus dibekali dengan keterampilan mulai sejak dini, salah satunya melalui proses pembelajaran di sekolah. Proses pembelajaran di sekolah untuk setiap mata pelajaran harus bersifat interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan sik serta psikologis peserta didik.
Editor : Muhammad Andi Setiawan
Artikel Terkait