Setelah Putra Raja Salman Shalat di Angkasa, Arab Saudi Akan Kirim Muslim ke Luar Angkasa Lagi

Muhaimin
Pangeran Sultan bin Salman menjadi muslim pertama yang membaca Al-Quran di luar angkasa.(Foto:Al Arabiyah)


“Saya bekerja, ini hari Jumat jadi saya menghabiskan waktu bersama keluarga dan anak-anak dan sebagainya, tetapi ini benar-benar sesuatu untuk dilihat dan direnungkan. Kenangan yang fantastis," katanya.

Salah satu momen penting dari peringatan itu adalah tweet dari astronaut Uni Emirat Arab (UEA) Hazzaa al-Mansouri, yang mengatakan dia “diingatkan akan besarnya pencapaian ini", dan merasa “[wajib] untuk mengejar warisan ini untuk memenuhi tujuan masa depan.”

“Itu adalah tweet yang indah,” kata Pangeran Sultan. Dia melakukan kontak reguler dengan astronaut berusia 38 tahun itu, yang pada 25 September 2019, yang menjadi orang Emirat pertama di luar angkasa.

“Saya memanggilnya pertama kali ketika mereka berlatih,” kenang Pangeran Sultan. “Dia terus memberi tahu saya...bahwa dia sedang melihat misi kami ketika dia di kelas empat, dan itu membuatnya terkesan.”

“Saya harus memberi tahu Anda, tweet-nya hari ini, yang dia kirimkan kepada saya, membuat saya sepanjang hari [terkenang]. Ini hari Jumat, saya sedang bersantai di sini, dan itu benar-benar luar biasa yang akan dia ingat.”

Ramadhan di Luar Angkasa

Misi pesawat ulang-alik STS-51-G Discovery NASA lepas landas dari Kennedy Space Center di Florida pada pukul 07.33 pagi waktu setempat pada 17 Juni 1985.

Tanggal peluncuran jatuh pada hari ke-29 Ramadhan, yang berarti Pangeran Sultan dihadapkan pada dilema harus berpuasa selama pelatihan intensif sebelum penerbangan dan selama misi.

Daripada memilih untuk menunda puasanya dan mengganti hari-hari sesudahnya, dia memutuskan untuk berpuasa selama misi. Tahun sebelumnya, Pangeran Sultan menunda puasanya karena membantu persiapan Olimpiade 1984 di Los Angeles.

Dia merasa sulit untuk berpuasa di Arab Saudi sendirian setelah itu ketika meng-qadha setiap hari puasa Ramadhan yang dia lewatkan. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk berpuasa dalam gravitasi nol sebagai gantinya.

Dalam percakapan yang sekarang terkenal dengan otoritas agama paling senior di Arab Saudi, Pangeran Sultan menyindir tentang menegosiasikan persyaratan puasanya. “Saya berbicara dengan mufti di Saudi, Sheikh bin Baz, dan dengan bercanda saya berkata: 'Kita akan melihat 16 matahari terbenam dan matahari terbit setiap hari. Bisakah saya melakukan Ramadhan dalam dua hari?’” "

Dan dia berkata 'tidak, Anda tidak bisa'. Ketika saya kembali ke Saudi, saya memiliki sesi yang baik dengannya dan kami tertawa dan berbicara," paparnya.



Editor : Muhammad Andi Setiawan

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 5 6

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network