"Apakah Anda tahu, orang Eropa memiliki 3,7 vaksin lebih banyak dari yang mereka butuhkan. Dan mereka mengirimnya ke negara-negara seperti Indonesia, 2 minggu sebelum tanggal kedaluwarsa," tegas Lutfi.
Lutfi pun menjelaskan, pada akhirnya negara-negara tetap mengutamakan kepentingan nasional. Bagi Indonesia, mementingkan kebutuhan lebih dari 270 juta rakyatnya sangatlah penting.
"Ini tentang kepentingan nasional. Tapi, kami adalah negara demokrasi. Saya memiliki 270 juta orang lapar. Dan bagian terburuknya adalah media sosial. Ya Tuhan, sangat keras. Dan saya harus memenuhi itu, seperti Eropa yang perlu melayani orang Eropa, seperti negara maju lainnya yang perlu melayani negara maju. Jadi ini adalah perjuangan demokrasi, untuk mempertahankan struktur kelangsungan hidup," tutup Lutfi.
Diketahui selain Lutfi, turut hadir CEO Eurasian Resources Group (ERG), Benedikt Sobotka; Chairman Vedanta Group, Anil Agarwal; Mantan Menteri Luar Negeri, Uni Eropa dan Kerja Sama Spanyol, Arancha González Laya; serta Menteri Ekonomi dan Keuangan Peru, Oscar Miguel Graham Yamahuchi.
Video tersebut pun mendapatkan beragam komentar dari pengguna Twitter:
"dia mewakili negara & rakyatnya, tetapi menteri kami ada untuk kepentingan mereka sendiri. sedih melihat itu," tulis @codey_lim.
"Sudah waktunya untuk berdiri teguh melawan fakta-fakta dan angka-angka munafik yang tidak perlu untuk digunakan untuk memutar lengan, Uni Eropa akan membeli dari Rusia sampai mereka menemukan pengganti kita "sekarang" sebagai budak yang taat," tulis @SyedFar21129873.
Editor : Muhammad Andi Setiawan