Ketidakbahagiaan manusia sebagian besar bersumber dari ketidakpahamanya atas takdir atau ketetapan Allah yang Maha kuasa. Manusia sejatinya hidup dan berjalan di atas roda takdir Allah yang telah ditetapkan jauh hari ketika manusia berada dirahim ibu ketika umur 120 hari.
Akan tetapi terkadang pada umumnya manusia cenderung lebih mudah menerima takdir atau ketetapan Allah yang baik-baik saja dibandingkan takdir atau ketetapan buruk dalam pandangan manusia. Contohnya, ketika manusia menghadapi masalah atau problem hidup, manusia memiliki kecenderungan untuk selalu berkeluh kesah, bersedih hati dan bertanya siapa yang akan menolong dari masalah itu. Padahal ketika disandarkan dengan firman Allah swt dalam QS Al-Baqarah: 214:
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَـنَّةَ وَ لَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۗ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَآءُ وَا لضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوْا حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِ ۗ اَ لَاۤ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ
Artinya:
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah.’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”. (QS. Al-Baqarah: 214).
Kebanyakan manusia mungkin merasa dekat dengan Allah (hablum minallah) pada saat sedang beribadah mahdhoh, solat, berdzikir, berdoa, bermunajah dan lainya. Sebagian besar tidak menyadari bahwa sebetulnya setiap saat kita terhubung dengan Allah dan selalu akan diawasi juga dalam pantauan-Nya.
ۗ وَكَا نَ اللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ رَّقِيْبًا
“Dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu” (QS al-Ahzaab:52).
Editor : Muhammad Andi Setiawan