get app
inews
Aa Read Next : Nasehat Untuk Istri, Dosa Istri kepada Suami Yang sering Disepelekan Sebabkan Masuk Neraka

Kebahagiaan dan Kebiasaan Berkeluh Kesah

Sabtu, 21 Mei 2022 | 19:25 WIB
header img
Dosen Pascasarjana IAIN Salatiga, Dr. H. Mukh Nursikin., M. SI (Foto : Dok)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

حَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ

a hasiban-naasu ay yutrokuuu ay yaquuluuu aamannaa wa hum laa yuftanun. wa laqod fatannallaziina ming qoblihim fa laya'lamannallohullaziina shodaquu walaya'lamannal-kaazibiin

Artinya:
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (QS. Al-Ankabut: 2-3)

Segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta alam, assami’ (السَّمِيعُ) Dzat Yang Maha Mendengar segala suara, pembicaraan hingga bisikan terhalus di dalam hati manuia. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad Saw, yang telah membimbing manusia kejalan Muttaqin.

Kebahagiaan sejatinya bukan berasal dari luar diri manusia, akan tetapi kebahagiaan datang dari dalam diri manusia. Kebahagiaan yang datangnya dari luar diri manusia, kerap kali hampa dan palsu atau bujukan belaka. Ketika manusia yang mensandarkan kebahagiaan pada hal-hal yang berasal dari luar diri acapkali merasa ia akan ragu, kecewa, cemburu, dan juga putus-harapan ketika sedang terpuruk atau ditimpa musibah juga ujian yang menimpanya.

Sebaliknya, manusia akan sangat gembira jika sedang dihujani kasih sayang Allah (Rahmat), dan lupa bahwa hidup ini bak roda yang terus berputar sampai batas waktu yang telah ditentukan, terkadang lupa bahwa kesenangan terletak di antara dua kesusahan, dan kesusahan terletak di antara dua kesenangan.

Ketidakbahagiaan manusia sebagian besar bersumber dari ketidakpahamanya atas takdir atau ketetapan Allah yang Maha kuasa. Manusia sejatinya hidup dan berjalan di atas roda takdir Allah yang telah ditetapkan jauh hari ketika manusia berada dirahim ibu ketika umur 120 hari.

Akan tetapi terkadang pada umumnya manusia cenderung lebih mudah menerima takdir atau ketetapan Allah yang baik-baik saja dibandingkan takdir atau ketetapan buruk dalam pandangan manusia. Contohnya, ketika manusia menghadapi masalah atau problem hidup, manusia memiliki kecenderungan untuk selalu berkeluh kesah, bersedih hati dan bertanya siapa yang akan menolong dari masalah itu. Padahal ketika disandarkan dengan firman Allah swt dalam QS Al-Baqarah: 214:
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَـنَّةَ وَ لَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۗ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَآءُ وَا لضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوْا حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِ ۗ اَ لَاۤ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ

Artinya:
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah.’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”. (QS. Al-Baqarah: 214).

Kebanyakan manusia mungkin merasa dekat dengan Allah (hablum minallah) pada saat sedang beribadah mahdhoh, solat, berdzikir, berdoa, bermunajah dan lainya. Sebagian besar tidak menyadari bahwa sebetulnya setiap saat kita terhubung dengan Allah dan selalu akan diawasi juga dalam pantauan-Nya.
ۗ وَكَا نَ اللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ رَّقِيْبًا
“Dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu” (QS al-Ahzaab:52).

Bahkan hadirnya pertolongan Allah kepada diri kita seringkali tidak disadarinya. Merasa sudah curhat, berdoa dan berkeluh kesah kepada Allah, tetapi merasa doanya tidak dikabulkan, bahkan masalah terasa semakin berat, seolah Allah tidak sayang lagi.

Padahal pertolongan Allah senantiasa hadir dengan cara yang tidak terbatas. Bisa jadi hadirnya pertolongan Allah itu dalam bentuk teguran, nasehat, guncangan, senyuman, sindiran, makian, tangisan, pujian atau bahkan dalam bentuk penundaan atau penolakan atas doa.

Kebiasaan Berkeluh Kesah
Realita kehidupan sering sekali mempertanyakan atau mengeluhkan apa yang telah diberikan Allah SWT.
Terkadang salah satu hal yang membuat tidak nyaman, dan membuat orang lain tidak nyaman adalah kebiasaan berkeluh kesah. Tanpa disadari, sering lisan ini melontarkan ucapan, ungkapan bahkan terkadang tubuh ini memperlihatkan sikap mengeluh terhadap apa yang sedang dijalani atau terhadap kenyataan yang dihadapinya.

Sebenarnya Allah SWT telah menjelaskannya dengan gamblang dan jelas di dalam firman-firman-Nya. Al-Quran yang menjelaskan tentang realita kehidupan manusia, supaya tidak selalu mengeluh dan dapat menjadi manusia yang lebih ikhlas dan syukur atas segala apa yang Allah berikan.

Manusia yang berkebiasan berkeluh kesah itu menandakan ketidakridhoannya terhadap takdir dan ketetapan Allah. Padahal takdir dan ketetapan Allah adalah hal yang mesti diimani dan diyakini dalam lini kehidupan manusia. Tidak ridha kepada takdir dan ketetapan Allah menandakan ketidakyakinan bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, Allah Maha mengetahui dan Allah Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.

Apa yang Allah takdirkan dan tetapkan terjadi pasti mengandung kebaikan-kebaikan yang terkadang manusia tidak menyadarinya, manusia yang berkeluh kesah tidak meyakini hal ini, atau belum terampil untuk memiliki keyakinan yang istiqomah dan ketawakalan kepada Allah Swt.

Sesungguhnya daripada berkebiasaan keluh kesah, jauh lebih nyaman jika membiasakan diri senantiasa berdzikir menyebut nama Allah setiap kali menghadapi kenyataan baik itu yang sesuai dengan harapan maupun yang tidak. Sembari terus-menerus memperbaiki diri untuk mencari dan mendapatkan ridhoNya.

Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak beriman salah seorang di antara kalian sampai dia beriman pada qadar baik dan buruk dari Allah, dan sampai yakin bahwa apa yang menimpanya tidak akan luput darinya, serta apa yang luput darinya tidak akan menimpanya.” (HR. Tirmidzi).

Berkeluh kesah juga tanda dari rasa kurang bersyukur pada Allah Swt. Orang yang mudah berkeluh kesah jika diberi dua mangga manis, maka akan mengeluh karena ingin tiga buah mangga lagi. Sementara dua mangga yang sudah dimilikinya tidak disyukurinya. Betapa rugi menjadi manusia yang demikian ini.

Semoga kita termasuk hamba allah yang terus bermujahadah menjauhkan kebiasaan berkeluh kesah atas hidup yang dijalani, dan termasuk manusia yang senantiasa bersyukur atas apa yang telah Allah limpahkan dan yakin bahwa setiap ketentuan Allah pasti mengandung kebaikan-kebaikan untuk manusia. Waallahu’alaam.

Oleh : Dr. H. Mukh Nursikin., M. SI

Dosen Pascasarjana IAIN Salatiga

Editor : Muhammad Andi Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut