Malam saat kejadian, korban bersama dua rekannya yang masih satus sekolah hendak mencari makan sahur. Mereka bukan warga DIY dan indekos di belakang Taman Makam Pahlawan Kusumanegara. Mereka pergi bertiga menggunakan dua sepeda motor di mana DAA (17) berboncengan dengan DP. Satu teman lainnya menggunakan satu sepeda motor lain. "Mereka pergi untuk makan sahur. Tapi di mana saya tidak tahu," kata Slamet.
Rencananya siswanya akan kembali ke kampungnya. Sebab pada awal puasa, pembelajaran dilakukan dengan jarak jauh, karena digunakan untuk ujian kelas 12 dan gurunya juga menjadi pengawas. “Mereka itu dibuntuti sepeda lain, dan berusaha kabur menyelamatkan diri,” katanya. Ketika tiba Jalan Gedongkuning, korban mendapat sabetan benda tajak semacam gir dan mengenai kepala. DAA yang membonceng terkena sabetan dan oleh DP langsung dibawa ke Rumah Sakit Hardjolukito. “DP kemudian berkomunikasi dengan orangtua korban dan orangtua korban menghubungi pihak sekolah. Saat itu juga pihak sekolah langsung meluncur ke rumah sakit untuk melakukan pendampingan," katanya.
Editor : Muhammad Andi Setiawan