2. Kemurkaan di atas perilaku maksiat umat-Nya
Sesungguhnya Allah tidak akan menunjukan kemurkaanNya kepada setiap makhluk sekalipun ia berbuat maksiat. Allah tidak akan menarik kenikmatan yang diberikan kepada seseorang sekalipun segala nikmat tersebu digunakan untuk maksiat.
Allah Berfirman
وَ يَسۡـــَٔلُوۡنَكَ عَنِ الۡمَحِيۡضِۙ قُلۡ هُوَ اَذًى فَاعۡتَزِلُوۡا النِّسَآءَ فِى الۡمَحِيۡضِۙ وَلَا تَقۡرَبُوۡهُنَّ حَتّٰى يَطۡهُرۡنَۚ فَاِذَا تَطَهَّرۡنَ فَاۡتُوۡهُنَّ مِنۡ حَيۡثُ اَمَرَكُمُ اللّٰهُؕ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيۡنَ وَيُحِبُّ الۡمُتَطَهِّرِيۡنَ
“Sesungguhnya Allah sangat menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang senantiasa menyucikan dirinya.” (QS.Al-Baqarah:222)
Betapa baiknya Allah pada hamba-Nya. Allah hanya meminta hamba-Nya untuk segera bertaubat apabila telah melakukan dosa sebelum Allah benar-benar tak lagi membendung amarah-Nya.
Nabi bersabda, “Barangsiapa yang memperbanyak istighfar maka Allah akan membebaskannya dari kedukaan dan memberikannya jalan keluar bagi segala kesempitan dan memberinya rezeki dari arah yang tak diduga-duga.” (HR. Abu Dawud)
3. Merahasiakan nama-Nya di dalam Al-Quran
Sesungguhnya Allah telah merahasiakan nama-Nya yang ter-Agung dicantumkan di dalam Kitab-Nya. Maksudnya tiada lain supaya umat-Nya tidak hanya terpaku pada satu surat atau ayat yang di dalamnya terkandung nama-Nya tersebut. Maka dengan begitu, kaum muslimin akan terus membaca, memahami dan mendalami keseluruhan isi Al-Quran bukannya membeda-bedakan.
Editor : Muhammad Andi Setiawan