SALATIGA,iNews.id - Agama sebagai kebudayaan sudah tertanam sejak dini oleh masyarakat desa untuk melakukan apa yang diajarkan Rasulullah SAW. Pernyataan tersebut disampaikan Gus Mus, panggilan akrab KH. Ahmad Mustofa Bisri, Pengasuh Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin, Rembang, saat megisi pengajian (Senin, 28/02/2022).
Pengajian dalam rangka Pengajian Akbar Khataman Kitab Al Ibriiz yang diasuh KH. Sonwasi Ridwan, Haul Masyayikh NU Pulutan, Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan Harlah NU ke-99 dilaksanakan di area Pondok Pesantren Salafiyah, Salatiga.
Dalam ceramahnya, Gus Mus menegaskan bahwa orang desa meskipun tidak tahu dalil perintah melakukan kebaikan. Tetapi karena sudah budayanya goyong royong, tetap saja gotong royong “tanpa tahu dalilnya”.
“Kebaikan orang desa sudah menjadi budaya, lalu kalau ditanya dalilnya apa? Ya kebanyakan ndak tau dalilnya, karena sudah budayanya dari dulu senang gotong royong” sambungnya.
Gus Mus mencontohkan, saat ada tetangga yang membangun rumah masyarakat ikut gotong royong membantu. Ketika ada yang terkena musibah berbondong-bondong menjenguk/membantu.
“Orang desa tidak memikirkan dalil, karena sudah menjadi kebudayaan” jelasnya.
Agama yang telah mengakar menjadi kebudayaan tersebut tidak terlepas dari jasa para masyayikh NU terdahulu. Oleh karenanya, dalam rangka peringatan haul tersebut, Gus Mus mengingatkan tentang jasa para masyayikh terdahulu.
“Kyai-kyai NU terdahulu, mereka melihat umat dengan mata kasih sayang. Saya sendiri memuliakan orang, menghormati orang bukan berdasarkan ilmu, tapi berdasarkan kepeduliannya terhadap umat.” tegasnya.
Editor : Muhammad Andi Setiawan