JAKARTA,iNewsSalatiga.id - Kementerian Agama melalui Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan menggelar webinar internasional bertajuk Sharing Experience: Implementation of Project Based Learning. Webinar internasional ini menghadirkan nara sumber dari Australia, Robert Randall, advisor Inovasi dan former ACARA (Australian Curriculum Assessment and Reporting Authority), dan Joanne Dowling, Deputy Director INOVASI, dan Kepala Pusdiklat Teknis, Mastuki.
Kepala Badan Litbang Dan Diklat Kementerian Agama, Amien Suyitno mengucapkan terima kasih atas inisiasi Pusdiklat Teknis menmyelenggarakan webinar tentang implementasi Project Based Learning ini. Menurutnya, webinar semacam ini sangat penting karena dapat membekali para guru dalam menyusun project, terutama dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka. “Ini penting untuk membantu para guru menyiapkan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka,” terangnya di Jakarta (8/9).
Suyitno juga mengapresiasi webinar yang diselenggarakan bekerjasama dengan Inovasi ini. Inovasi adalah program kemitraan antara pemerintah Australia dan Indonesia, yang meliputi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), serta mitra-mitra di tingkat daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, dan Jawa Timur.
Pada kesempatan ini, Suyitno juga mengingatkan peserta tentang pentingnya penguatan kesadaran para pelajar dalam ikut merawat lingkungan. Menurutnya, para guru bisa mengambil peran untuk mengajarai siswa-siswinya peduli terhadap lingkungan. “Sejak dini para pelajar perlu dibiasakan turut serta mengambil peran dalam konteks menjaga lingkungan. Sekecil apa pun yang dilakukan para pelajar bisa berkontribusi dalam membangun sebuah lingkungan,” ingatnya.
Menurut Suyitno, warga dunia, termasuk Indonesia, saat ini ikut merasakan dampak perubahan iklim, mulai dari polusi, pemanasan global, efek rumah kaca, dan lainnya. Dalam konteks madrasah, climate change dapat dilihat dari perspektif fikih, tepatnya Fikih Lingkungan. Agama tidak hanya mengajarkan hal-hal yang bersifat kemanusiaan, tetapi keseimbangan manusia dengan alam.
Editor : Muhammad Andi Setiawan