Mengacu pada konsep eksistensi manusia, maka tindakan ngamen yang dilakukan oleh pengamen cenderung merupakan tindakan mengekspresikan diri. Jika dalam pemahaman umum kita temukan bahwa profesionalisme dipandang sebagai tingkat keahlian tertentu dari seseorang dalam mengerjakan sesuatu, maka lain halnya dengan definisi pengamen yang merupakan alternatif pekerjaan.
Bagi beberapa pengamen, mengamen adalah mencari uang, bukan untuk tujuan yang lain. Alat yang digunakan mulai dari ecek-ecekan, gitar, bahkan angklung. Mereka jarang menggunakan alat musik yang lengkap instrumennya.
Bagi sebagian orang, pengamen bertato mungkin terlihat menakutkan. Apalagi jika tato itu memenuhi wajah. Hal ini pun yang mendasari orang-orang enggan memberi uang kepada pengamen bertato maupun bertindik. Namun, ada juga yang merasa terintimidasi dengan tato dan tindik pengamen, sehingga mereka memberi uang.
Layaknya preman, pengamen bertato pun memiliki stigma negatif yang membuat mereka sulit menyalurkan bakat seni musik mereka. Padahal pengamen bertato tidak memaksa atau mengancam mereka untuk memberi uang, jangan sampai pengamen tersebut beralih menjadi kriminal setelah banyak orang yang tidak mengapresiasi mereka.
Kita tidak boleh sembarangan menilai pengamen hanya dari tampilan fisik mereka yang terlihat garang, karena kita pun tidak tahu pekerjaan apa saja yang mereka jalani sebelum memutuskan menjadi pengamen.
Editor : Muhammad Andi Setiawan